Orang-orang yang abai dan cuek, novel P.W Singer sebagai cerita fiksi belaka. Kecerdasan yang cupet dan pikiran politik yang kotor, bisa membuat malas untuk mengkaitkan dengan fenomena yang berkembang. Bagi yang cerdas, tidak abai, waspada, dan visioner, akan mencoba mengkaitkannya dengan perkembangan lingkungan strategis global, regional dan nasional. Bisa jadi mereka akan memaknai novel Ghost Fleet sebagai ‘peringatan’, mengingat kapasitas Singer.
Benarkah Amerika dan China akan perang pada 2030? Masalah waktu bisa saja maju, mundur atau pas. Masalah terjadi atau tidak, perlu kajian, bisa ya atau tidak. Namun, secara sederhana, untuk kewaspadaan, kita bisa munculkan pertanyaan kritis. Adakah indikasi Amerika dengan China saat ini sedang bersitegang? Mengapa UUD 1945 kita diamandemen? Adakah indikasi keikutcampuran asing dalam masalah ekonomi, politik, sistem pemerintahan di dalam negeri Indonesia? Melihat geografi Indonesia, adakah ‘kuku-kuku’ tajam Amerika dan China yang sudah menancap di dalam negeri, sehingga suka tidak suka Indonesia akan dijadikan alat dan medan tempur mereka?
Mari kita berimajinasi secara sederhana. Andaikan Amerika perang dengan China. Medan pertempuran di Laut China Selatan dan Lautan Pasifik. Penggunaan wahana udara di atas negara-negara, laut dan lautan antara Australia-Asia. Australia, New Zealand, Inggris dan Singapura membantu Amerika. Indonesia, Singapura, Malysia, Philipina digunakan sebagai tumpuan pasukan kedua belah pihak, sekaligus ajang pertempuran di darat. Woouw… betapa dahsyat pertempuran akan terjadi. Peribahasa “Gajah melawan gajah, pelanduk mati ditengah-tengah” terjadilah.
Bagaimana Indonesia? Yakinkah Indonesia mampu menjalankan politik bebas aktif, sebagai inisiator perdamaian? Jawaban ini tidak mungkin lepas dari proses amandemen UUD 1945, yang patut diduga sarat keikutcampuran asing. Format kelembagaan dan sistem pemerintahan pasca amandemen dan kemampuan perang Indonesia dari ketersediaan energi hanya 3hari, menjadi hitungan. Apakah benar saat ini bermunculan komprador-komprador, bangkitnya PKI dan ideologi komunisme? Sampai sejauh mana karakter kepejuangan, nasionalisme, kapasitas pengemban amanat rakyat, semua menentukan ke arah mana dan berada dimana Indonesia saat perang Amerika-China pecah.
Indonesia punah tidak saja dalam novel P.W Singer. Gerakan Kebangkitan Indonesia (GKI) dan berbagai organisasi, komunitas dan FGD juga khawatir hal itu, namun dari penyebab yang berbeda. Mereka mengajak bangsa Indonesia segera bangkit untuk berubah agar tidak punah. Bangkit untuk segera ‘Kembali ke UUD 45 Asli, Untuk Disempurnakan’. Jangan terlambat sehingga kaget dan terseok-seok ketika melihat: (1) Perpecahan bangsa akibat Pilpres dan Pilkada langsung semakin meluas tiada henti, sepanjang siklus lima tahunan. (2) Kedaulatan dan kemandirian bangsa dalam semua aspek kehidupan semakin merosot dan hilang, yang mengakibatkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia semakin jauh (3) Munculnya Capres dan Cawapres dari bangsa lain walaupun WNI.
Sejauh mana pengetahuan kita terhadap perkembangan lingkungan strategis global, regional dan nasional, akan menentukan kadar sikap kita terhadap novel Ghost Fleet dan ajakan GKI dan kawan-kawan. Peringatan dan ajakan tersebut seyogyanya janganlah disikapi seperti menyikapi iklan rokok. Jelas sudah ditulis merokok menyebabkan kanker, tetapi tetap saja merokok. Sadar ketika sudah kena kanker stadium empat. Semoga tidak demikian. Insya Allah, amin.[]
Penulis:Prijanto Soemantri (Aster KASAD 2006-2007)
link source