Menteri Terbaik Kelompok Neoliberal
Kemudian saya coba periksa siapa sebenarnya lembaga The World Government Summit. Setelah beberapa menit menelusuri di internet, dalam website resmi mereka, disebutkan bahwa lembaga ini adalah “sebuah badan non-pemerintah yang memiliki aspirasi untuk mengembangkan kehidupan warga di seluruh dunia dengan jalan menguatkan organisasi-organisasi dengan pengetahuan untuk menuju masa depan yang lebih baik.” Sangat indah maksud dan tujuan dari lembaga ini. Ingin menjadi forum semacam World Economic Forum (WEF) versi Timur Tengah-nya.
Kemudian saya telusuri juga tentang penghargaan Best Minister, disebutkan bahwa ini adalah mengenali upaya-upaya eksepsional dari menteri-menteri dalam mendemonstrasikan keahliannya di sector public, mengimplementasikan reformasi- reformasi dan menginspirasi pemimpin-pemimpin dan penyedia jasa lainnya untuk mempromosikan inovasi dalam domain mereka, agar dapat lebih baik melayani warganya.\Dan ternyata, sejak pertama kali diberikan pada 2016, lembaga ini dibantu oleh Thomson Reuters (sebuah perusahaan informasi keuangan yang terdaftar di Wallstreet) dalam melakukan seleksi nama menteri terbaik setiap tahunnya dari berbagai negara.
Berdasarkan infografis yang diterbitkan oleh lembaga World Government Summit, menyebutkan bahwa SMI terpilih dari seluruh dunia karena berhasil menurunkan kemiskinan sebesar 40 persen. Kita akan ukur melalui data BPS. Sri Mulyani mulai menjabat akhir Juli 2016, kemiskinan penduduk Indonesia saat itu 27,7 juta atau 10,7%. Kemudian per September 2017 sebanyak 26,6 juta orang atau 10,12% penduduk. Memang turun, tapi hanya tidak sampai 4%.