Gaza : Negara Terkecil, Termuda dan Terkuat di Dunia

Dunia Naik Pitam

Zionis Israel, Amerika dan Eropa Salibis naik pitam. Bombardir ke Gaza besar-besaran pun dijadwalkan pemerintah Israel.

Setiap kali serangan udara ke Gaza, tak kuran dari 6.000 ton bahan peledak berdaya ledak tinggi duhujankan pasukan Zionis Israel ke kota yang seluas kota Depok itu.

Serangan 2008, 2012 dan 2014 selama 51 hari dengan 60.000 serangan bom. Kemudian tahun 2019 dan terakhir sejak 7 Oktober 2023 sampai saat ini, kecuali di masa jedah gencatan senjata antara Yahudi Israel dengan Hamas sejak jumat 24 Nopember  sampai 30 Nopember. Habis itu Gaza dibombardir lagi dari udara.

Menurut pengamat militer, tidak kurang dari 30.000 ton bahan peledak duhujankan ke Gaza selama 50 hari belakangan. Menurut perhitungan daya ledaknya dapat membunuh ratusan ribu manusia.

Faktanya, sampai saat ini, sudah syahid sekitar 15.000 masyarakat Gaza, 6.000 diantaranya anak-anak, sekitar 4.000 wanita dan ratusan lansia. Sekitar 2.000 diperkirakan masih tertimbun dalam reruntuhan gedung dan bangunan lainnya. Yang luka berat dan ringan diperhitungkan sekitar 30.000 orang.

Serangan Membabi Buta

Pasukan Zionis Yahudi menyerang Gaza dari udara secara membabi buta. Puluhan masjid, lembaga pendidikan, rumah sakit dan infrastruktur lainnya dijadikan sasaran utama.

Cara serangan membabi buta tersebut jelas menunjukkan kepanikan dan keputusasaan Zionis Yahudi melawan Mujahidin Hamas/Brigade lzzuddin Al-Qassam dan kelompok Jihad lainnya.

Gaza adalah negara terkuat di Dunia saat ini.

Ada beberapa alasan kenapa Gaza, negara terkecil, termuda, akan tetapi telah menjadi terkuat di dunia saat ini :

1. Upaya Zionis Yahudi menghancurkan Hamas sejak muncul ke permukaan 36 tahun lalu (1987) gagal total. Padahal Zionis Yahudi sudah menggunakan segala cara dan dapat dukungan dalam segala hal dari berbagai penjuru dunia, khususnya AS, Eropa, PBB dan sebagainya.

Yang terjadi adalah sebaliknya, Hamas semakin kuat, Gaza semakin eksis, walau hanya 1.33 % dari total bumi Palestina dan semakin mendapat dukungan dari dalam wilayah Palestina dan bahkan dunia global.

2. Serangan darat, udara dan laut Hamas 7 Oktober 2023 dengan sandi “Topan/Badai Al-Aqsha” terhadap 25 titik wilayah Palestina yang diduduki Yahudi sejak 1948 (±80% dari total bumi Palestina), termasuk Tel Aviv,  membuktikan Hamas sudah menjadi kekuatan militer yang tangguh dan super canggih, jauh di atas kemampuan militer Zionis Yahudi  dan siap memenangkan pertempuran di masa yang akan datang.

3. Pemerintahan Gaza yang dikuasai dan dikelola Hamas sejak tahun 2007; sekitar 16 tahun belakangan, semakin hari semakin kuat dan maju, khususnya terkait kemajuan dunia pendidikan dan militer, kendati Zionis Yahudi menjadikannya penjara terbesar di dunia selama 16 tahun belakangan.

4. Saat militer Zionis Israel memulai serangan udara atas Gaza 7 Oktober lalu, Perdana Menterinya, Netanyahu sesumbar bahwa dia tidak akan menghentikan serangan ke Gaza sampai Hamas hancur lebur di atas bumi Gaza khususnya dan Palestina umumnya. Statemen seperti itu sering kali diucapkan para pemimpin Yahudi setiap kali serangan udara atas  Gaza.

Kesombongan dan besar kepalanya semakin menjadi setelah beberapa pemimpin negara besar dunia, khususnya AS, Inggris, Jerman dan lainnya langsung berkunjung ke Tel Aviv. Terakhir adalah pengusaha tajir AS Elon Musk. Semua kompak memberikan dukungan militer, ekonomi, politik, teknologi dan sebagainya kepada Zionis Yahudi untuk menghancurkan Hamas.

Namun apa yang terjadi? Pemerintahan Netanyahu menjadi kacau balau dan menelan kerugian besar-besar dalam segala bidang seperti, militer, ekonomi, media, mental, moralitas, taktik, strategi, opini dan belum pernah dialaminya selama 75 tahun usianya, kendati didukung negara-negara besar seperti AS, Inggris, Jerman dan seterusnya.

Akhirnya ia menyerah untuk berdamai dengan Hamas setelah bertempur habis-habisan dengan Hamas sekitar 50 hari.

Namun demikian, Hamas tak tergoyahkan bahkan semakin kuat. Bukti nyata Hamas itu kuat ialah Zionis Yahudi menerima gencatan senjata sesuai syarat yang diinginkan Hamas.

Apa artinya? Negara penjajah yang bernama Israel secara fakta sudah kalah dan sedang menuju kehancuran, in syaa Allah.

5. Serangan laut, udara dan darat yang dilancarkan penjajah Yahudi atas Gaza sejak 7 Oktober lalu, tak melemahkan kekuatan militer Hamas sedikitpun. Bahkan Hamas menjelaskan baru sekitar 5000 Mujahidin yang diturunkan, masih ada sekitar 35.000 lain siap menerima perintah setiap saat. Puluhan ribu Mujahidin dari berbagai faksi lainnya juga belum terlibat semuanya.

Sebaliknya,  pihak militer Yahudi malah babak belur sehingga pihak Yahudi sendiri menginginkan gencatan senjata sementara dan terpaksa menerima sesuai syarat dan keinginan Hamas.

 

Beri Komentar