Eramuslim.com – Harian Fajar yang terbit di Makassar Ahad 23 Desember memberitakan sebagai headline dengan judul ‘Jokowi: Saya Bisa Tidur Pulas.’
Jokowi menyebut bisa tidur nyenyak dan tak harus repot memastikan suara Indonesia Timur karena ada pernyataan (jaminan) dari Jusuf Kalla (JK): Serahkan saja semuanya Indonesia Timur ke saya. Meski saya meragukan adanya jaminan dari JK bahwa suara Indonesia Timur dalam Pilpres 2019 untuk Jokowi.
Saya jadi teringat pernyataan serupa dari La Nyala bahwa 80 persen suara Madura untuk Jokowi. Serta merta orang Madura yang tersinggung membantah dan menunjukkan sikap atau pilihan politik yang berbeda dengan pernyataan La Nyala.
Sikap politik orang Madura bukan ditentukan oleh La Nyalla yang bukan tokoh Madura, karena orang Madura itu cerdas dan kritis. Kampanye kubu Jokowi di Madura sepi pengunjung dan teriakan Jokowi mole (pulang). Apalagi Indonesia Timur yang amat luas dan beragam.
Dulu, dalam Pilpres 2014, Indonesia Timur dimenangkan Jokowi karena faktor JK. Tapi kini tentu situasi dan kondisinya sudah berbeda, demikian yang dikatakan tokoh-tokoh Indonesia Timur.
Karena itu kampanye kubu Jokowi di sana juga sepi seperti di banyak tempat-tempat lain di Indonesia. Meskipun kabarnya sudah ada pengerahan pengunjung melalui berbagai jalur birokrasi/aparat/dinas, dan bujuk rayu atau iming iming. Di mana-mana aspirasi yang muncul adalah 2019 Ganti Presiden. Karena masalah utamanya adalah JKW praktis tidak memenuhi janji-janjinya saat kampanye dulu.
Saya yakin Jokowi dan kubunya menyadari aspirasi yang tidak terbendung ini.
Orang Indonesia Timur juga tahu bahwa JK pada Pilpres 2014 merupakan faktor penting dalam memenangkan JKW karena JK adalah tokoh Islam dan tokoh Indonesia Timur. Tetapi publik melihat kenyataan bahwa dalam perjalanannya sejak 2014 sampai dengan sekarang, JK hanya di parkir laksana mobil tua.