Fenomena Rocky Gerung. Sang Presiden Akal Sehat Indonesia


Oleh : F. Jafar

Siapa yang tidak kenal Rocky Gerung? Beberapa tahun belakangan, pria lajang lagi nyentrik ini selalu dirindukan kehadirannya di berbagai tempat; sejak dari kampus, berbagai acara pertemuan diskusi, seminar, majelis taklim, pesantren, bahkan sampai diundang ke beberapa masjid, walau beliau belum berstatus Muslim.

Begitupula lembaga-lembaga pemerintahan maupun swasta, banyak pula yang mengundangnya berbicara. Bahkan ternyata Rocky Gerung pernah menjadi pengajar di Lemhanas, Megawati Institute sekitar 5 tahun dan berbagai lembaga pendidikan lainnya di samping Universitas Indonesia.

Secara umum, banyak sekali masyarakat yang merasa tercerahkan oleh ide, gagasan, analisa, kritikan dengan berbagai argumentasi yang disampaikan Rocky Gerung terkait kondisi buruk bernegara dan berbangsa saat ini.

Semua mengakui kepintaran, kejernihan berfikir, kekuatan nalar, ketajaman analisa, akurasi argumentasi dan keberanian Rocky Gerung dalam menyampaikan buah pikirannya dalam berbagai ceramah dan diskusi terkait berbagai masalah, khususnya masalah politik, ekonomi, pembangunan, keadilan sosial, hukum, perundang-undangan, lembaga-lembaga tinggi negara; eksekutif, legislatif, yudikatif, tentang demokrasi, spirit dan amanat UUD 45, Pancasila, cita-cita mulia para pendiri Negara Indonesia mendirikan NKRI, filosofi bernegara, pemerintahan dan kepemimpinan Indonesia dan arahnya, khususnya selama 9 tahun belakangan ini, selama kepemimpinan Presiden Jokowi.

Pada intinya, Rocky Gerung mempertanyakan sekaligus mengkritik selama Pemerintahan Jokowi 9 tahun belakangan, kenapa keadilan hukum dan sosial di negeri ini semakin jauh panggang dari api, apa saja penyebabnya dan apa pula solusinya. Tujuannya agar setelah terjadi pergantian jabatan Kepresiden tahun 2024 nanti ada perubahan ke arah dan tujuan yang benar sesuai dengan cita-cita didirikannya negara Indonesia ini dan amanat UUD 45. Dengan demikian, keadilan hukum dan keadilan sosial dapat diwujudkan. Kalau tidak, maka negeri ini akan semakin hancur dan kezaliman penguasa dan partai yang berkuasa akan semakin merajalela.

Beberapa hari yang lalu, tepatnya tgl 30 Juli 2023, di hadapan pertemuan aliansi 1 juta Buruh di Bekasi, Rocky Gerung menyampaikan ceramahnya yang sangat tajam terkait dua hal utama; Buruh dan IKN.

Ucapan Rocky Gerung terkati “Bajingan Tolol” yang diarahkan ke Presiden Jokowi telah memancing amarah para relawan dan pemuja Jokowi sehingga mereka melaporkannya ke polisi Senin 31 Juli. Bahkan Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko ikut murka dan meminta aparat penegak hukum menindak tegas Rocky Gerung.

Lalu bagaimana tanggapan Rocky Gerung sendiri atas upaya penangkapan dan pemenjaraannya?

Dalam sebuah vidio konferensi persnya 4 Agustus kemarin, Rokcky Terlihat sangat santai dan sangat siap menghadapi risiko dari sebuah perjuangan pemikiran yang diperjuangkannya selama ini, yakni sejak era reformasi, Mei 1998.

Beliau menyampaikan bahwa ia tidak menghina pribadi Jokowi karena tidak ada masalah pribadi dengannya. Ia mengarahkan pembicaraan dan kritik itu kepada jabatan publik yang sedang diamanahkan rakyat kepada Jokowi sejak 2014 , yaitu sebagai Presiden RI.

Wal hasil, terlepas dari pro kontra pemikiran dan kritik-kritik tajam yang disampaikan Rocky Gerung sejak beberapa tahun belakangan dalam setiap tempat dan kesempatan adalah fakta nyata bahwa Rocky Gerung benar-benar seorang pemikir sejati berakal sehat sehingga mampu mencerahkan jutaan masyarakat Indonesia yang sejak beberapa dekade belakangan mengalami kejumudan berfikir, khususnya terkait politik, hukum, ekonomi, keadilan sosial, negara, pemerintahan, kepemimpinan negara dan seterusnya.

Rocky Gerung telah berhasil membongkar tembok tebal kejumudan berfikir yang sudah kronis itu. Ia sukses membuka mata dan akal pikiran jutaan manusia Indonesia terhadap praktek kecurangan dan kezaliman penguasa dalam berbagai sektor kehidupan seperti, politik, hukum, ekonomi dan seterusnya.

Semuanya disampaikan dengan bahasa yang mudah dicerna, sangat argumentatif, cerdas, tajam dan penuh keberanian dan tanggung jawab.

Sudah pasti yang memahaminya hanyalah orang-orang yang memiliki akal sehat. Sedangkan yang berpikiran jumud atau bermental feodal dan hamba sahaya, mustahil dapat mencernanya.

Dalam interaksi sosial, kita akan selalu menemukan betapa sulitnya menyampaikan ide baru, gagasan besar, kritik tajam dan cita-cita besar. Kita sering mendengar jawaban : Sudahlah, jangan membuat kegaduhan, jangan mengganggu ketenangan dan lain sebagainya. Bahkan lebih dari utu, sering disalah pahami oleh lingkaran terdekat dengan kita.

Karena itu, jangan sedih, apalagi putus asa! Hal seperti ini bagian dari Sunnatullah dalam kehidupan manusia sejak Nabi Adam sampai kiamat nanti. Yang berfikir dan berakal sehat itu sepanjang sejarah manusia selalu menjadi kelompok kecil dan bahkan ada saatnya menjadi bulan-bulanan kelompok besar jumudiyyun dan bermental hamba sahaya.

Maka, Rokcy Gerung sangat pantas menyandang predikat *Presiden Akal Sehat*, kendati belum ada partai yang mencalonkannya menjadi Presiden RI.

Hidup Presiden Akal Sehat.. Semoga akal sehat hidup dan berkembang meluas di negeri ini..

Ketahuilah! Para pembenci dan musuh akal sehat tidak akan pernah bisa memenjarakan *akal sehatmu*, kendati suatu saat nanti mereka bisa saja berhasil memenjarakan fisikmu.

*Sesungguhnya kata-kata kita (orang berakal sehat) bagaikan deretan lilin yang memancarkan cahayanya. Namun apabila kita mati membela/memperjuangkannya, maka kata-kata kita akan melahirkan kebangkitan/revolusi dan akan tetap hidup di tengah-tengah masyarakat*.
(Sayyid Qutb)

Beri Komentar