Pesan untuk mentaati fatwa ulama dan bertindak adil kepada umat. Karena, ulama dan umatlah penopang utama bangsa ini. Sekaligus, membuat pagar agar tidak ada onggokan sampah dunia, yang kelak akan membebani UAS.
UAS tetap ingin menjadi dirinya seperti saat ini, seorang pendakwah yang memperbaiki keadaan umat dengan dakwahnya. Sementara kepada Prabowo, UAS berpesan untuk menjadi pemimpin yang adil, pemimpin yang amanah.
Bahkan, kontrol taushiyah ini dinobatkan dengan pemberian cinderamata mata, sebuah tasbih. Prabowo melalui media tasbih ini akan selalu mengingat setiap pesan dan taushiyah UAS, sekaligus mengingat Allah SWT. Karena, pesan UAS jelas, tasbih itu diberikan agar Prabowo membaca kalimah dzikir setiap saat, Laila ha illallah, Laila ha illallah, Laila ha illallah, Laila ha illallah.
Secara politik, pesan ini jelas kepada umat, tentang pilihan politik UAS dan harapan beliau untuk Pilpres 2019. Hal ini menjadi pukulan telak bagi rezim Jokowi. Setelah rezim berusaha membungkam aspirasi umat, akhirnya aspirasi itu tak terbendung. Keinginan untuk segera mengubur rezim yang represif dan anti Islam dibawah kendali Jokowi, tak sanggup ditutupi lagi.
Dampak fatwa politik dan spiritual UAS ini, jelas menambah berat posisi bandul politik capres 02, sekaligus menggerus posisi 01.