Kepercayaan rakyat pada institusi pemerintah yang bertugas menangani musibah pandemi Covid-19, mulai terasa menipis dan bahkan menuju kebangkrutan. Masyarakat sudah tidak lagi peduli apa itu PSBB. Kerumunan manusia terjadi di mana-mana. Yang pulang mudik berjubel. Yang bersiap merayakan hari Lebaran pun menyemut di berbagai tempat perbelanjaan informal maupun yang semi formal. Ternyata banyak hal yang membuat mereka tak mampu atau dalam posisi ‘wajib’ melanggar aturan yang diberlakukan. Semua pelanggaran ini dilakukan demi mempertahankan kelangsungan hidup.
Berdasarkan versi mereka, berbagai anjuran dan aturan yang ditetapkan pemerintah, sangat utopis dan tidak realistis. Bantuan langsung yang katanya diperuntukkan bagi mereka yang berada dalam lapisan ekonomi menengah bawah, tak berjalan mulus. Malah menimbulkan keributan dan keresahan. Beberapa kawan yang tinggal di perumahan daerah elite, ada yang sempat bingung karena mendapat jatah paket bantuan korban Corona. Sementara yang sangat membutuhkan banyak yang mengeluh karena belum mendapatkannya.
Peraturan pemerintah yang berubah-ubah dan sering hadir dalam bentuk multitafsir memberi andil besar terhadap suasana yang semakin tak terkendali. Kapal besar yang berinisia RI (Republik Indonesia) mulai terasa oleng. Para penumpang kapal besar mulai kehilangan kepercayaan kepada para nakhoda berikut sang kapten kapal. Kerumunan massa di mana-mana dan beribu keluhan yang semakin nyaring terdengar di pemukaan kehidupan rakyat sehari-hari, merupakan indikasi paling mudah untuk dibaca.
Angka kematian dan mereka yang terjangkit virus Covid-19 menunjukkan angka yang terus meningkat. Para petugas medis yang berada di gugus dan front terdepan dalam perang melawan virus Covid-19, mulai resah, gelisah, dan terakhir hanya bisa pasrah. Mereka pun menggelar aksi meme dengan menampilkan tagar hastek #TERSERAH! Masyarakat nitizen pun merespon dengan pemihakan yang jelas. Mereka menebar hastek #TERSERAH ini dengan sangat gencar. Sekaligus mengingatkan agar kita menjaga keselamatan para petugas medis yang bakal menghadapi lonjakan korban pasca Hari Raya.