ENTAHLAH, SERANGAN INTOLERAN OPM SUDAH BERSIFAT FISIK, KSAD DUDUNG MALAH SIBUK URUSAN PSIKIS ?

Oleh : Ahmad Khozinudin

Sastrawan Politik

KSAD Jenderal Dudung Abdurachman meluncurkan buku ‘Dudung Abdurachman Membongkar Operasi Psikologi Gerakan Intoleransi’. Dia berpesan agar jajarannya tahu di mana kegiatan gerakan kelompok intoleran.

“Saya sampaikan ke seluruh jajaran TNI AD kalian harus tahu mereka di mana, kegiatannya apa, di mana tempatnya, sehingga saatnya nanti kita tahu apa yang harus kita lakukan, jangan ragu untuk melawan mereka, karena gerakan ini semakin pesat berkembang,” kata Dudung di Hotel Raffles, Setiabudi, Jakarta Pusat, Sabtu (29/1/2022).

Aneh Jenderal yang satu ini, masih ingin berputar-putar mempermainkan psikologi publik, seolah musuh belum nampak dan masih harus dicari. Padahal, gerakan intoleran OPM yang teroris dan separatis itu jelas ada di Papua.

Aksi mereka juga nyata, fisik, menimbulkan korban kematian. Terakhir, 3 (tiga) anggota TNI AD menjadi korban keganasan gerakan intoleran OPM. Gerombolan OPM sangat tidak toleran, target mereka membunuh TNI, bukan hanya mau nyubit atau kilik-kilik tentara.

Ancamannya nyata, lokasinya jelas di Papua. Korbannya, sudah banyak baik Korban kematian maupun kerusakan harta benda. Yang mati, bukan hanya tentara, tapi juga polisi hingga sipil rakyat biasa.

Kok Jenderal Dudung malah sibuk urusan psikologi ? sibuk mencari posisi ? masih bernarasi tentang intoleransi ? radikalisme ? malah asyik di hotel terbitkan buku ?

Itu OPM yang intoleran mungkin tertawa guling guling, melihat respons KSAD. Bukan memimpin pengejaran di Medan tempur, menuntut balas atas kematian 3 prajurit TNI, malah asyik terbitkan buku di hotel. Sungguh, sebuah sikap yang menyakiti keluarga korban, keluarga tentara, juga masyarakat pada umumnya.

Musuh yang nyata ada di Papua, korbannya juga makin merajalela. Tidak usah sibuk beropini, untuk menyasar apalagi mencari musuh lainnya.