Eramuslim.com – 1.Ubahlah ‘cara mengaji yg keliru’ manakala kita hny mengaji tekstual semata-mata tnp peduli kontekstual;
2.Umat Islam hrs berhenti membuat ‘kerumunan’ (hny sebatas mengumpulkan massa), tp bangunlah ‘barisan’ (organisasi dan jaringan);
3.Berhentilah meluapkan ‘kemarahan’ (emosional yg destruktif), mulailah bangun ‘perlawanan’ (legal dan konstruktif);
4.Kecerdasan politik umat hrs diasah terus menerus. Sehebat apapun seorang politisi, klo kecerdasannya tdk sesuai kontektual, tdk akan berguna;
5.Teknologi merupakan salah satu ‘kendaraan politik’ tercanggih abad 21;
6. PQ = POLITICAL QUOTIENT, atau Kecerdasan Politik, unsurnya ada 3 point:
a. Kemampuan membangun ‘Kesadaran’ politik;
b. Kemampuan membentuk ‘Kekuatan’ politik;
c. Kemampuan merebut ‘Kesempatan’ politik;
7. Unsur ‘Kesadaran’ politik ada 3 point:
a. Pengetahuan;
b. Empati;
c. Aktivasi;
8. Pengetahuan sesorang thd kondisi politik tdk serta merta membangun kesadaran politik;
9. Empati seseorang menjadikan pengetahuan politiknya hidup, lalu menjadikan seseorang bergerak (aktivasi);
10.Suara umat Islam pd pemilu 2014, yg diwakili partai Islam hny 31%. Umat Islam mayoritas, namun tdk mjd kekuatan politik;
11. Contoh lain tdk adanya ‘Kesadaran’ politik: Misalnya, tidak adanya mobilisasi dana infaq Jumat masjid se-Indonesia utk disumbangan ke Rohingnya;