Setelah melalui perjuangan panjang dan berdarah-darah, Soekarno-Hatta akhirnya bisa memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di tahun 1945.
Tak sampai 70 tahun setelah Indonesia merebut kemerdekaan dari Belanda, muncul kembali pertanda “penjajahan” VOC yang lain. VOC zaman now. Mirip-miriplah tampilannya dengan VOC Belanda. Cuma, mereka diundang datang dari RRC atau Tiongkok. Masuknya juga lebih halus, lewat pintu “foreign investment scheme”. Keren! Yaitu, skema investasi asing.
Supaya mudah diingat, perkenankan saya menyebut VOC Tiongkok itu dengan bahasa yang tidak begitu serius, bahasa ‘plesetan’, tetapi konotasinya sangat serius.
Metode “penjajahan” ekonomi dan perdagangan VOC Tiongkok, hampir sama dengan VOC Belanda. Cuma, kekuatan tentara VOC versi Belanda diganti dengan kekuatan uang untuk VOC versi Tiongkok. Bahkan Pak Amin Rais (dan banyak orang lainnya), malahan menyimpan kecurigaan bahwa VOC Tiongkok pun datang ke Indonesia dengan membawa “pasukan” juga. Pak Amin dan banyak orang lainnya itu menyebut mereka “pria rambut cepak berbadan tegap”. Sama-sama pahamlah kita apa maksudnya.
Mereka percaya “pria cepak berbadan terbina” itu bukan orang-orang sipil biasa. Jika dilihat tampilan fisiknya, tidaklah berdosa kalau menebak mereka itu punya back-ground kemiliteran. Mereka bekerja di berbagai VOC Tiongkok yang ada di beberapa daerah Indonesia. Pak Amin dan yang lainnya, termasuk saya juga, sangat khawatir terhadap kehadiran mereka lewat VOC Tiongkok itu. Memang perlu ditegaskan bahwa tidak semua pekerja di VOC Tiongkok berpenampilan fisik terbina.