Di saat nyaris bersamaan, antek rezim bernama Bisri Musthafa merilis serangan terhadap Prabowo.
Beda dengan Inas, kali ini Bisri Musthafa menyerang Prabowo sebagai aktor konspirasi Amerika, CIA, Orde Baru dan Wahabi.
This is a deadly maneuver. Rezim Joko memusuhi semua orang. Kedua tulisan (Inas & Bisri) pasti sampai ke telinga Amerika dan China.
Khusus bagi China’s interest, Rezim Joko asyik bermanuver, jingkrak sana-sini, over pencitraan. Padahal, policy China di Kawasan Asia Tenggara pada dasarnya; Peaceful rising dan Soft Power policy.
Sentimen “Anti-China” naik sejak era Joko-Ahok. Seiring dengan usaha meminggirkan Kekuatan Islam. Itu beban tersendiri bagi China’s Cultural expansion risks.
Rezim Joko tidak sanggup beri gambaran budaya yang utuh yang diharapkan Penguasa Beijing. Karena ya itu tadi; terlalu sibuk bersolek pencintraan.
China dorong berdirinya 41 Confucius Institutes di seluruh Asia Tenggara. Thai’s Royal family dinilai sukses meminimalisir Sentimen Anti China dengan menjadi patron 13 Confucius Institutes yang ada di Thailand.
Pemerintah Beijing sadar 20 juta turis China yang masuk Asia Tenggara triger “cultural shock” bagi penduduk lokal. Belum lagi beban superioritas complex overseas chinese yang menjadi warga negara di semua wilayah Asia Tenggara.