Di adegan film apa pun, komersial maupun dokumenter, belum pernah ada petani standby di sawah dengan id card menggantung di lehernya. Hanya terjadi di Garut, dan itu pun cuma untuk kepentingan pencitraan Jokowi!
Masih drama di Garut, rakyat juga disuguhi acara cukur massal Presiden dan rombongan VIP-nya di bawah pohon rindang. Entah pesan apa yang ingin disampaikan. Mungkin, Jokowi ingin mengatakan kepada rakyatnya, bahwa dia adalah sosok yang sederhana, yang tidak segan-segan memangkas rambut di tempat terbuka oleh para tukang rambut asal Garut.
Sayangnya, sebagai ‘aktivis’ sosial media Jokowi sepertinya lupa, bahwa jejak digital sangat kejam. Herman, ‘tukang cukur asal Garut’ yang diklaim langganannya itu, ternyata bukan anggota Persaudaraan Pemangkas Rambut Garut (PPRG). Herman adalah pemilik barbershop bagi kalangan atas dengan tarif aduhai. Kepada awak media, dia mengaku memang Jokowi adalah pelanggannya, dengan tarif sekali cukur bisa untuk membeli sawah. Foto-foto yang beredar di grup-grup WhatsApp dan sosmed menunjukkan Herman sedang in action di tempat yang diduga barbershop miliknya.
Sekali lihat, orang dapat dengan gampang mengetahui ada yang ‘aneh’ dari Herman ini. Dibanding para tukang cukur lain yang memangkas rambut menteri dan pejabat tinggi rombongan Presiden, tampilan Herman memang paling beda. Dia memakai celana hitam, kemeja putih, blazer hitam, topi, dan sarung tangan. Singkat kata, Herman sangat perlente. Sebaliknya, para tukang cukur lainnya yang mengenakan udeng batik warna biru, berbalut kaus merah bergaris hitam putih.
Siapakah Herman? TribunJakarta.com dari grup media mainstream menulis judul berita Bertemu Tukang Cukur Langganan di Garut, Jokowi Berseoroh Soal Gaya Rambut Saat Dicukur Herman.