Beberapa waktu lalu, atmosfir dunia maya disesaki foto-foto Jokowi menjadi imam shalat di banyak tempat dan kesempatan berbeda. Buat muslim yang paham adab dan kaifiat shalat berjamaah, dengan gampang segera tahu bahwa adegan shalat itu sarat dengan kekeliruan. Misalnya, posisi imam tidak di mihrab yang telah disediakan. Dia memilih mundur satu shaf, yang segera diterjemahkan oleh para netizen supaya bisa memperoleh sudut pengambilan gambar yang pas agar bisa booming.
Masih soal shalat berjamaah, pada foto yang lain tampak posisi makmum yang tidak rapat dan lurus. Bahkan ada foto yang beredar, Jokowi telah takbiratul ihram dengan sempurna, tapi jamaah masih clingak-clinguk, merapikan pakaian, dan lain-lain. Pendek kata, makin banyak foto dia menjadi imam shalat disebarkan, makin menunjukkan ketidakpahaman Jokowi atas tata tertib dan adab shalat berjamaah.
Sawah dan Cukur
Namun, sepertinya bukan Jokowi kalau tidak ngeyel. Dia terus saja memproduksi dan menyebarkan foto pencitraan. Yang terbaru adalah kunjungannya ke Garut, Jawa Barat. Rasanya, belum pernah ada dalam sejarah, petani yang siap tandur (menanam padi) di sawah dikalungi id card.
Mereka diminta berdiri rapi (berbaris) dengan arahan sutradara (?). Sementara di galengan, berderet penonton pengambilan adegan ‘drama’ pencitraan. Pada beberapa foto yang beredar, juga tampak para petugas pengambil gambar, mulai dari yanfg menggunakan hand phone, kamera foto, hingga khusus untuk pembuatan video.