Mendesign Jakarta lebih religius sangat bergantung pemimpinnya. Setidaknya ada tiga parameter. Pertama, komitmen personal pemimpin terhadap agamanya. Bagi orang Islam, shalat dan puasa kagak, gimana dibilang religius? Bagi orang Kristen, ke gereja jarang-jarang, gimana diklaim religius?
Kedua, komitmen sosial keagamaannya baik. Diantaranya memberikan perhatian terhadap lembaga/organisasi dan kegiatan keberagamaan. Membuka area publik sebagai sarana umat mengekspresikan keimanannya. Itu adalah sejumlah indikator yang bisa diukur.
Ketiga, mendorong kebagamaaan (sikap beragama) sebagai bagian penting dalam membangun komitmen berbangsa dan bernegara. Mengedepankan nilai egaliter, persatuan, inklusifitas, toleransi, kebersamaan dan semangat nasionalisme sebagai moralitas beragama.
Tiga indikator tersebut akan jadi tolak ukur religiusitas seorang pemimpin. Termasuk untuk Gubernur dan Wakil Gubernur DKI.