Eramuslim.com – Rakyat kecewa, marah dan seperti teraduk-aduk perasaannya. Kepada siapa? Tentu kepada penguasa. Mereka sedang melawan! Sinyal itu terasa sekali. Baca medsos, kita akan temukan variasi kata dan kalimat yang menunjukkan perlawanan itu.
Tentu, perlawanan yang legal. Ini menunjukkan bahwa bangsa ini sudah dewasa dan matang dalam berdemokrasi. Tetap saja jalur yang digunakan adalah pemilu. Punya legal standing, karena diatur dalam undang-undang.
Kendati kawan mereka ada yang jadi korban. Kok korban? Itu bahasa yang selalu mereka gunakan sebagai inspirasi dan motivasi perjuangan. Sebut saja Ahmad Dhani, Selamet Ma’arif, bahkan Habib Rizieq. Tersangka! Ada yang sudah dipenjara. Risiko perjuangan, kata mereka. HAMKA dulu juga dipenjara ketika berseberangan dengan penguasa. Beda! Ya, beda kasusnya, tapi sepertinya punya semangat yang sama.
Pilpres, itulah satu-satunya prosedur suksesi. Cara mengganti seorang pemimpin. Melalui pilpres ini rakyat yang kecewa all out untuk mengalahkan petahana. Prabowo-Sandi satu-satunya pasangan calon yang dijadikan icon untuk menumbangkan petahana.