Eramuslim.com -MENARIK cerita yang diungkap Tuhan di dalam kitab suci (umat Islam). Kata Tuhan: “Dan (juga) Karun, Fir’aun dan Haman. Dan sesungguhnya tatkala datang kepada mereka Musa dengan membawa bukti-bukti yang nyata, akan tetapi mereka berprilaku sombong di muka bumi. Dan tiadalah mereka orang-orang yang luput dari kehancuran itu”. (Al-Ankabuut: 39).
Musa vs Fir’aun. Cerita ini populer di kalangan umat beragama. Terlebih di Indonesia yang di atas 90 persen umat beragamanya punya referensi kitab yang menceritakan kisah dua tokoh ini. Jadi, cukup familier di telinga orang Indonesia.
Rivalitas Musa vs Fir’aun adalah rivalitas kekuatan konstruktif vs kekuatan destruktif. Golongan putih vs golongan hitam. Tokoh kanan vs tokoh kiri.
Ketika Tuhan mengungkap sejarah, secara teoritis dipercaya oleh umat beragama sebagai hukum sejarah. Dalam konteks ini adalah sejarah sosial. Umat Islam menyebutnya dengan istilah “sunnatullah”.
Karena hukum sejarah, maka akan terus berulang dalam sejarah sosial umat manusia. Berlaku kapanpun dan dimanapun. Begitulah kerangka teoritisnya. Makanya, tak semua cerita manusia, tokoh besar sekalipun, diungkap oleh Tuhan. Kecuali jika cerita itu menjadi bagian dari teori sejarah. Bagi yang familier dengan teori “ashabiyah” Ibnu Khaldun dan “materialisme dialektik” Karl Marx akan mudah memahami soal ini.