Sukses gagalnya Jokowi mesti dilihat dari variabel kinerja dan janji kampanyenya. Misal, bagaimana kinerja Jokowi di bidang hukum? Hukum makin adil, atau makin timpang? Apakah hukum ditegakkan, atau dikendalikan? Bagaimana tingkat kriminalisasi? Diberantas, atau malah digalakkan?
Bidang politik. Indonesia makin demokratis, atau makin represif? Mimbar mahasiswa makin bebas, atau makin sempit? Rektor, ilmuan dan aktifis makin berani dan bebas bersuara, atau malah ciut nyalinya? Kampus makin independen, atau berada dalam pengawasan?
Soal clean government. Koruptor makin banyak, atau makin dikit? KPK makin ganas, atau makin tersandera? Lalu, semua keadaan sekarang ini dibandingkan dengan keadaan sebelum Jokowi dilantik jadi presiden.
Lihat juga janji Jokowi. Ini variabel penting. Karena menyangkut tidak saja kredibilitas, tapi juga integritas seorang presiden. Janji pantang untuk tidak ditunaikan. Ada yang bilang Jokowi-JK punya 66 janji. Ukur, berapa persen sudah ditunaikan? Simple bukan cara mengukurnya? Bukan dengan persepsi publik. Bukan dengan survei. Ngawur itu!
Soal sukses gagalnya Jokowi, jangan tanyakan pada calon pemilih di pilpres 2019. Itu keliru. Tukang rongsok, pengayuh becak, penjual terong, pedagang asongan, cabe-cabean, mana ngerti mereka soal ekonomi, politik, hukum, pertahanan dan lain-lain. Disurvei, pasti jawabannya gak nyambung. Alias ngawur. Kenapa? Jawaban tidak berbasis pada pengetahuan. Tapi bersumber dari bisikan tetangga. Apalagi kalau tetangganya orang partai. Makin bias. Atau info dari Breaking News TV di sela-sela tayangan sinetron.
Sekedar sebuah analogi. Sopir itu sukses atau gagal, jangan tanyakan pada penumpang. Sebab, penumpang tahunya nyaman dan cepat sampai. Soal sopir melanggar lalu lintas, nabrak lampu merah, gak peduli ganjil genap, bagi penumpang tidak ada ngaruhnya. Penumpang juga gak tahu sopir itu punya SIM atau tidak. Setorannya ke majikan angkot lancar atau tersendat. Oli mobil sering diganti atau dibiarkan. Diparkir di tempat aman atau sembarangan. Rajin service atau tidak, penumpang masa bodoh. Pokoknya, bagi penumpang, jika cepat sampai dan selamat, itu sopir sukses. Soal mobil itu cepat rusak, mesinnya rontok, akan dicuri orang,, tak pengaruhi penilaiannya. Ini mirip ketika tanya dan survei ke publik tentang Jokowi sukses atau gagal. Pasti gak nyambung.