Debat Pilpres 2019 digelar tiga kali. Ditonton oleh hampir semua rakyat Indonesia. Pengaruhnya bagi suara pasti dahsyat. Di sinilah dua paslon, Prabowo-Sandi vs Jokowi-Ma’ruf bertarung. Sebuah pertarungan yang riil dan disaksikan langsung oleh para pemilih.
Jokowi-Ma’ruf punya kesempatan untuk memamerkan hasil kerjanya selama hampir lima tahun mengelola pemerintahan. Bagaimana pasangan nomor 01 ini mampu membuat rakyat terpukau dengan semua yang telah dikerjakan untuk rakyat. Sambil menyindir penantangnya, bahwa paslon nomor 02 belum punya hasil dan pengalaman menjadi presiden. Program baru belum bisa diukur dan dinilai, karena belum ada bukti. Inilah keunggulan incumbent atas lawannya.
Prabowo-Sandi sebagai penantang dituntut untuk bisa menawarkan program alternatif. Tentu harus lebih baik, lebih menarik dan lebih cerdas. Jika tidak, rakyat tak akan memiilihnya. Untuk apa memilih yang baru kalau tidak ada sesuatu yang baru.
Selain menawarkan program baru yang lebih baik dan menarik, Prabowo-Sandi punya peluang untuk bertanya, mempertanyakan, bahkan membongkar cacat, kesalahan dan semua sisi buruk incumbent dalam mengelola pemerintahan. Jika Prabowo-Sandi bisa menunjukkan kesalahan-kesalahan fatal incumbent, ini akan jadi kartu mati buat Jokowi. Sehebat dan sebesar apapun prestasi orang, jika dibuka satu aibnya saja, hidupnya kelar. Apalagi jika aibnya banyak.