Kok jadi belain PKS? Tidak! Saya bukan orang PKS dan gak ada urusan dengan PKS. Saya mantan ketua IPNU di daerah yang dibesarkan sebagai aktifis HMI, tentu secara organisatoris tak ada hubungannya dengan PKS. Babar blas! Sebagai penulis, tugas saya mengajak kepada semua pihak untuk obyektif dan berbasis pada data dan logika yang sehat ketika menilai apapun dan siapapun.
Jika anda mau menilai integritas dan kapasitas partai, lihatlah pertama, konsistensi sikapnya. Pagi delai, sore tetap delai. Bukan pagi tempe, sore jadi tahu. Nyindir niye… Kedua, kemauan dan kemampuan menyerap aspirasi serta kinerjanya dalam memperjuangkan aspirasi itu. Ketiga, integritasnya. Berapa banyak kader partai yang jadi koruptor mesti jadi evaluasi terkait integritas partai. Makin banyak koruptornya, mesti jadi catatan serius terkait layak tidaknya partai itu untuk dipilih kedepan. Dan PKS, termasuk partai yang sedikit kadernya berurusan dengan KPK. Silahkan dicek datanya.
Di saat hampir semua partai berebut kue kekuasaan, termasuk partai-partai pendukung 02 yang berlomba untuk mendapatkan jatah dari istana, PKS justru menolak semua tawaran. Kita berharap, partai-partai yang ada belajar dari sikap dan konsistensi PKS. Dengan begitu, rakyat akan mendapatkan suguhan politik yang bermoral dan berakal sehat. Ini baru high politics. (*)
Penulis: Dr. Tony Rosyid
Jakarta, 17/10/2019