Karena hidup mereka turun temurun dalam spirit Islam yang kuat dan selalu dihiasi ayat-ayat perang dari Al Quran, umumnya watak mereka menjadi keras, pemberani dan selalu siap berkorban. Diantara kekerasan mereka umumnya terdapat kelembutan, seperti sikap Aceh membantu Indonesia mempunyai pesawat terbang pertama pada awal kemerdekaan.
*Aceh Merdeka*
Dalam sejarah, Aceh selalu merasa bahwa mereka mempunyai negara dan bangsa sendiri. Pada masa lalu bahkan Aceh sudah mempunyai perjanjian internasional dengan Kesultanan Turki Usmaniyah. Pada awal kemerdekaan, Sukarno merayu Daud Beureh untuk bersatu dalam persatuan Indonesia.
Daud Beureh, pemimpin Aceh saat itu, ternyata sudah dihubungi lebih dahulu oleh Sekarmadji Maridjan Kartosuwirjo untuk mendirikan Negara Islam Indonesia. Awalnya, Daud Beureh lebih condong ke Kartosuwirjo. Sukarno, teman ngontrak/kos2an, Kartosuwirjo, ketika remaja di rumah H.O.S. Tjokroaminoto, di Surabaya, lebih piawai, dengan menangis merayu Daud Beureh, agar bersatu dengan Indonesia. Sukarno menjanjikan bahwa syariat Islam akan dijalanlan penduduk Islam (Piagam Jakarta).
Namun, dikemudian hari, ketika Indonesia menjadi negara sekuler, Aceh merasa terkhianati. Pemberontakan Aceh untuk berpisah Merdeka pecah sejak 1974, oleh Hasan Tiro. Pada 2004-2005, karena hantaman bencana tsunami yang memakan korban puluhan ribu jiwa, GAM dan pemerintahan SBY mengakhiri permusuhan Aceh dan Indonesia (sebagai catatan ribuan orang Jawa diusir dan sebagiannya mati dibunuh).
*Referendum Rakyat Aceh*
Saat ini setelah pilpres selesai bulan lalu, tiba2 kemarin Mualem Muzakir Manaf mengumumkan keinginan Aceh melalukan referendum. Seperti yang terjadi di Inggris, Scotland juga meminta referendum, setelah referendum pertama gagal berpisah tahun lalu. Referendum yang diinginkan Muzakir Manaf seperti di Timor Timur, artinya sekali referendum pasti berpisah.