Dalam “political game”, yang penting seorang pemimpin tidak boleh menyerah. Prabowo tidak boleh mengaku kalah, sebagaimana keyakinannya semula, bahwa Prabowo dicurangi secara terstruktur, sistematis dan massif.
Dalam keyakinan seperti ini, kepergian Prabowo ke berbagai negara dunia adalah memperluas ruang gerak politik. Khususnya, membangun persekutuan politik yang se faham, khususnya dalam mempertahankan prinsip2 demokrasi dan hak-hak asasi manusia.
Jika berbagai pihak pendukung Prabowo mencari tahu kenapa Prabowo merubah strategi awal, yakni menolak keputusan KPU dan tidak akan ke Mahkamah Konstitusi (MK), jawabannya pastilah pilihan taktis saja. Prabowo membutuhkan waktu untuk bermanuver. Khususnya, bagaimana dunia internasional merubah pandangan mereka dalam melihat perspektif demokrasi yang suram di Indonesia ini.
*Penutup*
Prabowo adalah pemimpin besar. Prabowo sedang memperjuangkan demokrasi dan keadilan sosial di Indonesia. Hal itu mengalir dalam silsilah keturunannya, silsilah perjuangan. Kecintaan besar rakyat Indonesia, yang ditunjukkan secara ekstrim dalam setiap kampanye Prabowo yang menyemut massanya, membuat Prabowo merindukan kebangkitan total, Indonesia yang berdaulat, bebas dari jajahan “asing dan aseng.”
Namun, Prabowo membutuhkan dukungan kekuatan internasional untuk menekan Indonesia agar melakukan pemilu yang jujur dan adil. Itulah yang mungkin sebagai penjelasan politik manuver internasional yang dilakukan Prabowo saat ini.
Kita harus percaya pada Prabowo dan selalu mendoakannya.[]
Penulis: Dr. Syahganda Nainggolan, Direktur Eksekutif Sabang Merauke Circle