Disandera Bandar Batubara, Kantong Pemerintah Kering Kerontang

Selama periode yang sama, China mengimpor 15,3 persen dari total impor batu bara dari Indonesia, sedangkan impor batu bara dari Amerika Serikat hanya menyumbang 1,6 persen dari total impor batu bara China. Demikian pula China mengimpor 9,2 persen dari total impor gas alam cair (LNG) dari Indonesia, sedangkan impor LNG dari Amerika Serikat hanya sebesar 2,6 persen.

Oleh karena itu, masuk akal, jika tidak mungkin, bahwa China akan mengalihkan sebagian impor energinya dari Indonesia ke Amerika Serikat, terutama batu bara dan gas alam, untuk memenuhi komitmen kesepakatan perdagangan, terutama dalam menghadapi terkait Covid-19. Penurunan permintaan batubara dan gas alam domestik di China.

Selain itu, China adalah tujuan terbesar kedua untuk ekspor batubara Indonesia setelah India, dan menyumbang 15,6 persen dari total ekspor batubara Indonesia selama 2015–2019. Demikian pula, China adalah negara tujuan utama ketiga ekspor gas alam Indonesia, setelah Singapura dan Jepang.

Dengan kesepakatan perdagangan fase satu perang dagang China Vs USA, ekspor Indonesia ke China diperkirakan akan turun sebesar 1,4 miliar dolar AS pada tahun 2020–2021 sebagai akibat langsung dari perjanjian tersebut dan bahwa gas dan batu bara menyumbang hampir setengah dari penurunan ekspor yang diharapkan.

Selain efek pengalihan perdagangan dari Indonesia ke Amerika Serikat, kesepakatan perdagangan tersebut juga dapat memicu efek pengalihan investasi. Jika China mematuhi impor dari Amerika Serikat yang diatur dalam kesepakatan perdagangan untuk jangka panjang setelah 2021, investasi langsung di Indonesia dapat terganggu, terutama untuk industri batubara dan LNG.

Investasi ke industri batubara merupakan 26 persen dari realisasi investasi sektor pertambangan dari 2015 hingga 2019. Demikian pula, investasi ke industri batu bara menyumbang seperempat dari investasi China di Indonesia pada periode yang sama.

Dalam menghadapi potensi permintaan China yang lebih rendah untuk batu bara dan produk LNG Indonesia dalam jangka menengah, investor dapat memutuskan untuk mengurangi investasi di industri batubara dan LNG terkait masalah profitabilitas, yang mengarah pada prospek redup untuk industri batubara dan LNG Indonesia, menunggu tujuan ekspor pengganti baru.

Selanjutnya ekspor LNG Indonesia ke Tiongkok berpotensi diturunkan sebesar 434,8 juta dolar AS (sekitar 12,3 persen dari ekspor gas alam Indonesia tahun 2019 ke China), sedangkan ekspor batubara dapat turun sebesar 233,2 juta dolar AS (sekitar 7,4 persen dari ekspor batubara Indonesia tahun 2019 ke China) di 2020–2021. Perhitungan staf Bank Dunia berdasarkan USTR, WITS, dan IMF WEO.