Dilema Taliban Bagi Pemerintahan Pakistan

Pakistan telah memutuskan untuk menyerang wilayah Waziristan Selatan untuk memburu para pejuang Taliban Pakistan yang masih bermarkas di daerah tersebut. Pakistan merasa jengkel dengan serangan Taliban yang telah membunuh lebih 150 orang serta merusak akademi militer, pos polisi dan kantor pemerintahan lainnya.

Taliban telah menyerang beberapa tempat yang berkaitan dengan pemerintahan di kota-kota Islamabad, Rawalpindhi dan Lahore, dekat perbatasan Pakistan-India. Bukan hanya itu, sekitar bulan lalu Taliban juga membunuh para tetua suku yang berpihak kepada pemerintah Pakistan dan memerangi Taliban. Taliban beranggapan mereka adalah kaki tangan pemerintah yang wajib untuk diperangi.

Serangan Taliban ini sebenarnya adalah balasan Taliban atas gugurnya Baitullah Mehsud, pemimpin Tehrik e Taliban di Waziristan Selatan. Adik dari Baitullah, Hakimullah Mehsud, bersumpah akan melancarkan serangan kepada pemerintahan Pakistan. Maka tidak heran, pos polisi, barak, akademi militer dan gedung pemerintahan menjadi sasaran penyerangan Taliban Pakistan.

Salah satu factor yang tidak kalah kuatnya dalam memotivasi Pakistan untuk menyerang Waziristan Selatan adalah Amerika Serikat. Peran Amerika Serikat sangat besar sekali terhadap pemerintahan Zardari . Terlebih Amerika akan menjanjikan bantuan financial untuk Pakistan supaya Pakistan mau memerangi Taliban.

Perang Saudara di Pakistan

Amerika Serikat menjanjikan bantuan dana sekitar 7,5 Milyar dollar Amerika Serikat atau sekitar 75 triliun rupiah dalam memerangi Taliban di Pakistan. Padahal biaya perang Amerika di Iraq dan Afghanistan diperkirakan $ 2,4 trilyun untuk 10 tahun mendatang atau 240 Milyar pertahunnya. Jelas Amerika sangat beruntung dengan “menyewa” Tentara Pakistan untuk menghancurkan Taliban. Pakistan mengerahkan setidaknya 30.000 prajurit yang akan berhadapan dengan sekitar 10.000 pejuang Taliban dan 4.000 milisi Tajikistan yang terlatih. Alat-alat berat, artileri, kendaraan lapis baja, dan pasukan Pakistan telah dipersiapkan untuk menghabiskan basis Taliban di Barat Daya Pakistan tersebut. Pemerintah Pakistan juga sangat optimis bahwa perang ini akan selesai dalam waktu sebentar karena medan di Waziristan lebih mudah dibandingkan Swat dan Malakand.

Namun perkiraan Pemerintah Pakistan meleset. Hingga tulisan ini dibuat, pemerintah Pakistan telah mengklaim 60 milisi Taliban tewas dan Pakistan kehilangan lima prajuritnya. Namun Pihak Taliban mengklaim hanya kehilangan satu milisinya sedangkan Taliban berhasil membunuh setidaknya 40-50 prajurit Pakistan. Para Pemimpin Taliban juga bersumpah bahwa mereka akan mengalahkan tentara Pakistan dalam pertarungan kali ini.

Akibat invasi Pakistan ke Waziristan selatan sekitar 100.000 penduduk mengungsi .Ini belum dihitung dengan jumlah kerugian ekonomi dan social akibat perang tersebut.

Dilemma Pakistan

Meski Taliban menyerang Waziristan namun Pakistan tidak akan menghancurkan seluruh kekuatan Taliban. Ada beberapa motif yang menunjukkan bahwa Pakistan tidak akan menghabisi Taliban karena Pakistan sendiri sangat membutuhkan Taliban. Salah satu tetangga dan ancaman terbesar Pakistan adalah India. Sampai saat ini kedua Negara nuklir tersebut masih bersengketa tentang wilayah Kashmir dan belum ada perjanjian perdamaian yang mengikat kedua Negara tersebut sehingga kedua Negara dapat bertempur kapan saja.

Pakistan membutuhkan Taliban untuk mempertahankan Pakistan dari infiltrasi dan ancaman India. . Pemimpin Pakistan juga mengakui bahwa merekalah yang membentuk milisi-milisi seperti Jaiz i Muhammad dan Laskhar i Taiba. Hanya aja belum ada konfirmasi dari pihak milisi tersebut. Beberapa milisi juga terlibat dalam penyerangan ke India yang bertujuan untuk menganggu stabilisasi India.

Jika sampai Pakistan membunuh seluruh Taliban maka praktis kekuatan militer Pakistan tersebut akan menurun terlebih India akan lebih mudah merebut wilayah Pakistan. Pakistan tidak bisa mengharapkan janji AS . Toh bantuan senilai $ 7,5 Milyar yang dijanji-janjikan juga belum cair karena Parlemen AS masih menentang bantuan Amerika Serikat ke Pakistan.

Amerika Serikat yang telah berputus asa dengan keadaan di Afghanistan berharap akan mendapatkan keuntungan dari penyerangan Pakistan tersebut. Melemahnya kekuatan Taliban tentu akan membuat Amerika semakin leluasa untuk menyerang Taliban Afghanistan. Jalur supply perlengkapan dan persenjataan melalui Pakistan akan lebih terjamin jika perbatasan Pakistan terbebas dari Taliban. Cara ini tentu lebih mudah daripada mengirimkan pasukan Amerika Serikat bertempur . Disamping memakan anggaran yang mahal, pengiriman pasukan juga sagat ditentang public Amerika Serikat.

Di satu sisi, publik Amerika Serikat juga tidak mempercayai Pakistan yang memerangi teroris. Ada suatu pendapat jika Pakistan akan menggunakan bantuan Amerika Serikat untuk memerangi Amerika Serikat di kemudian harinya. Penulis juga yakin Amerika tidak sepenuhnya percaya terhadap Pakistan karena Amerika Serikat selalu menggunakan standar ganda (double standard) dalam perpolitikan luar negeri.

(Andri Faisal, Pemerhati masalah Dunia Islam)