Densus Berlebihan

Ketiga dai itu terkenal membawa pengajaran-pengajaran yang baik di masyarakat.  Mereka adalah ustaz atau guru. Mereka sering memberi pengajian di pesantren, masjid, perumahan dan lain-lain. Polisi harusnya menyadari pentingnya peran guru di masyarakat.

Sekali lagi bila cara Densus 88 seperti ini dalam menangkap para ustaz, maka citra Densus atau polisi di mata masyarakat akan terus memburuk.

Maka di grup-grup wa terlihat banyak masyarakat setuju pernyataan Fadli Zon, bahwa Densus 88 harus dibubarkan. Menurut Fadli, karena kini sudah tidak masanya lagi war on terror. Fadli juga menyatakan bahwa Densus cenderung Islamofobia.

Terhadap kritikan anggota DPR yang terkemuka ini harusnya Densus berbenah diri. Dan mengevaluasi diri, apakah benar atau tidak tindakannya selama ini cenderung Islamofobia.

Kritikan banyak pihak adalah kenapa Densus hanya menyasar kaum muslim dan tidak mau bergerak memberantas gerakan teror OPM di Papua, perlu dijadikan evaluasi diri.

Walhasil, penangkapan tiga dai oleh Densus ini harusnya juga tokoh-tokoh ormas Islam bersuara. Bila ada dai yang dizalimi, tokoh-tokoh Islam membisu, menunjukkan semangat ukhuwah Islamiyah yang lemah.

Padahal ukhuwah ini adalah jalan menuju kemuliaan Islam. Dengan ukhuwah, maka kaum Islamofobia tidak berani bertindak zalim kepada umat Islam.

Tapi bila tokoh-tokoh Islam diam ketika ada dai yang dizalimi, maka kaum Islamofobia akan bersorak sorai dan terus  melakukan kezaliman.

Seperti kata ulama besar Sayid Qutb, “Jika anda melihat keaniayaan terjadi, bila Anda mendengar orang-orang yang teraniaya menjerit, lalu Anda tidak menemui umat Islam di sana untuk menentang ketidakadilan itu, ‘menghancurkan’ orang yang aniaya itu, maka Anda boleh langsung curiga apakah umat Islam itu ada atau tidak. Tidak mungkin hati-hati yang menyandang Islam sebagai akidahnya, akan rela untuk menerima ketidakadilan sebagai sistemnya.”

Semoga Allah SWT senantiasa melindungi dai-dai kita yang kini ditahan polisi. Wallahu azizun hakim. [SuaraIslam]

 

Nuim Hidayat, Dosen Akademi Dakwah Indonesia, Depok.