Rupanya kubu 01 mengendus hal itu. Para jenderal dan pensiunan jenderal di kubu tersebut pun berusaha menutup data BPN dari sumbernya. Dan itu tidak sulit. Andika pun segera mengeluarkan perintah agar proses pengumpulan hasil penghitungan suara (C1) itu dihentikan.
Alasan resmi yang disampaikan adalah karena kegiatan tersebut bukan menjadi tugas pokok dan fungsi TNI AD. Namun publik sudah membaca alasan sesungguhnya tentu bukan itu. Jatuhnya data tersebut ke tangan para jenderal di kubu Prabowo membuat skenario kecurangan Paslon 01 bisa terbongkar.
Kini semua sudah terbuka. Dari satu peristiwa ke peristiwa lainnya publik akhirnya juga bisa menarik benang merah bahwa upaya pemenangan pilpres bagi Jokowi sudah jauh-jauh hari dilakukan. Termasuk ketika bagaimana Presiden memutuskan mengangkat Andika yang menantu Hendropriyono menjadi KSAD. Hendro adalah pensiunan jenderal yang berada di kubu Jokowi.
Satu per satu kecurangan itu tersaji di depan mata kita. Jika benar ada yang berniat menipu dan mencurangi Prabowo, sungguh mereka keliru. Karena yang mereka tipu dan curangi sesungguhnya kita, seluruh rakyat Indonesia.(*)
Penulis: Dimas Huda
(Sumber)