Lah kamu yang kuliah ekonomi dan bisnis ayahkan lulusan keilmuan yang sederhana, ilmu tentang orang doang, aplikasi psikologi.
Kalau dari sisi ayah, ayah bisa mengerti mengapa manusia banyak memahami ilmu sepotong karena dapat informasi ya sepotong. setelah itu otaknya berasumsi tentang langkah selanjutnya.
Misalnya kata “cadangan devisa Indonesia” di fahami artinya “ milik Negara” jadinya. Di BI kesan nya ada uang dollar 120 bilion milik Indonesia.
Bener deh, Kalau ada 120 bilion di tangan BI ngak mungkin rupiah jebol ke 16.500 an seperti saat ini.
Indonesia itu bergantung import pangan dan import bahan bakar minyak dengan dosis parah. 60% kebutuhan bahan bakar kita import. Kalau pangan mungkin sampai 30% kebutuhan nasional impor nya dan terus naik trend nya.
Itu gagal pemerintah ya ayah? Fatur bertanya
O ngak, beda gagal sama tidak mengerjakan, atau tidak faham, demikian saya mulai sontoloyo.
Jadi rupiah bagaimana kedepannya untuk menahan rupiah jatuh?
Nah anak keci sperti fatur mulai perduli ini otaknya. Negara saja ngak pernah nanya begini dalam otak mereka. Kalau Negara mikir serius rasanya selesai pasti jadi kuat ekonomi dan rupiahnya. kecuali lemah ini memang maunya mereka dolar jadi 18.000 mislanya karena strategi ekonomi nasional supaya daya saing export naik. Ya bisa juga. Kita lihat hasil saja nanti. Ini karena strategi atau karena ke geblekan mengeola Negara.
Kalau 120 bilion cadangan devisa Indonesia milik 100% Negara, dari mana dapat uang segitu ayah? Fatur terus bertanya.
Begini, yang ekspor itu Negara atau swasta? Saya bertanya.
Ya swasta, jadi yang dagang swasta misalnya adaro, sinarmas, gitu khan, ya uang nya di mereka. BI itu hanya mencatat saja uang dolar masuk dan keluar. Jadi 120 Bilion yang pegang terbanyak ya swasta. Cadangan devisa artinya uang dolar berada di Indonesia di tambah milik negara yang terbanyak saat ini di dapat dari hutangan.. Begitu baca simplenya.