Setiap krisis ada yang jatuh. Ada pula yang justru moncer. Pengusaha coklat paling top di tahun 1998. Chairul Tanjung justru jadi konglomerat setelah itu.
Memang ada kiat ‘menyalip di tikungan’. Tidak semua orang bisa melakukan. Hanya pembalap andal jagonya. Setiap krisis berarti seleksi. Ada yang lulus. Ada yang gagal.
Kalau tahun 1988 Malaysia termasuk yang lulus, kali ini berat sekali. Mahathir lulus saat itu. Kini Mahathir kembali di kursi perdana menteri. Ujian berat untuk manusia 93 tahun itu.
Yang kita tunggu sekarang adalah gambaran dari pemegang kebijakan: berapa lama lagi rupiah kita akan stabil. Di kisaran angka berapa. Asumsinya apa saja.
Sudah agak lama saya tidak mendengar di mana Menko Perekonomian kita: Darmin Nasution. Sakit? Atau hanya kalah populer dengan Menko-menko lainnya?
Alhamdulillah…kabar terakhir yang saya dengar beliau baik-baik saja. Segar bugar. Bahkan sangat menikmati anggreknya.(kl/disway)