COVID-19 dan Tren Peningkatan Kejahatan Siber

Eramuslim.com – Tahun 2020 menjadi periode yang sulit bagi banyak negara di dunia menyusul merebaknya pandemi COVID-19. Pandemi yang berdampak pada krisis global tersebut ternyata mengharuskan setiap warga dunia untuk beradaptasi dengan pola hidup yang serba baru. Hal ini ditandai, setidaknya, dengan kehidupan masyarakan yang serba digital, mengingat perubahan eksponensial dipercepat di rumah dan di tempat kerja melalui dunia siber.

Hampir semua warga dunia sudah mengetahui gelombang arus deras berita global di tahun 2020, yaitu pandemi COVID-19.

Daniel J. Lohrmann mengungkapkan bahwa 2020 juga akan dikenang sebagai tahun di mana peristiwa keamanan meledak dan insiden dunia siber mengubah masyarakat dalam berbagai cara. Pertimbangkan contoh kecil berita utama ini:

  • Bizjournals.com: “Cyberattacks on the rise during the Covid-19 pandemic“
  • Government Technology: “How Is Covid-19 Creating Data Breaches?“
  • BBC: “Coronavirus: How the world of work may change forever“
  • Interpol.int: “INTERPOL report shows alarming rate of cyberattacks during COVID-19“
  • Techxplore.com: “Ransomware surge imperils hospitals as pandemic intensifies“
  • PR Newswire: “Top Cyber Security Experts Report: 4,000 Cyber Attacks a Day Since COVID-19 Pandemic“
  • ZDNet: “COVID-19 pandemic delivers extraordinary array of cybersecurity challenges“
  • Maritime Executive: “Maritime Cyberattacks Up by 400 Percent“

Besarnya rangkaian tren Internet daring secara keseluruhan ini telah memberikan banyak manfaat positif. Misalnya, banyak orang menikmati manfaat kualitas hidup yang diterima saat bekerja dari rumah.

Lebih jauh lagi, beberapa ahli berpendapat bahwa teknologi telah menjadi lapisan perak selama pandemi ini, karena begitu banyak komunikasi, bisnis, dan interaksi pribadi berpindah secara daring tanpa “pemadaman” yang signifikan atau dampak bisnis untuk 80 persen perekonomian (tidak termasuk perjalanan, hotel, restoran, dll. ). Dalam arti tertentu, dunia siber telah meningkatkan tantangan yang dibawa oleh COVID-19 dengan cara yang tidak (dan tidak dapat) terjadi selama pandemi besar terakhir pada tahun 1918.