Catatan untuk Pemerintah Baru: Memburu Hantu Radikalisme

Maka, sebagai muslim, saya menyerukan kepada siapapun yang beragama Islam, berhentilah membebek kepada Narasi kafir penjajah tentang radikalisme. Bertobatlah menjadi antek penjajah dan pengkhianat Islam. Sekuat apapun kaum kafir menghalangi tegaknya Islam, tak akan mampu melawan janji Allah.

Jangan sampai seorang muslim dengan kebodohannya, ikut menghalangi perjuangan Islam, semisal membubarkan pengajian di rumah-rumah Allah atau menolak diadakan pengajian di masjid. Hakekat masjid adalah milik Allah tempat hambaNya bersujud dan ibadah. Menghalangi muslim ibadah, berarti telah menentang Allah. Tidak takutkan akan ancaman Allah :

Dan siapakah yang lebih aniaya daripada orang yang menghalanghalangi menyebut nama Allah dalam mesjid-mesjid-Nya, dan berusaha untuk merobohkannya ?. Mereka itu tidak sepatutnya masuk ke dalamnya (mesjid Allah), kecuali dengan rasa takut (kepada Allah). mereka di dunia mendapat kehinaan dan di akhirat mendapat siksa yang berat. (QS Al Baqarah : 114)

Barat sangat paham bahwa dalam Islam ada kalangan munafikin yang dalam sejarah telah menjadi duri dalam perjuangan Rasulullah.

Maka, Barat memanfaatkan kaum munafik ini untuk melancarkan agenda busuknya untuk menghancurkan Islam dari dalam. Kaum munafik adalah kaum yang otaknya hanya memburu seonggok duniawi, meski dari orang kafir sekalipun. Orang munafik rela menjadi budak kafir asalkan perutnya kenyang.

Apabila dikatakan kepada mereka: “Marilah kamu (tunduk) kepada hukum yang Allah telah turunkan dan kepada hukum Rasul”, niscaya kamu lihat orang-orang munafik menghalangi (manusia) dengan sekuat-kuatnya dari (mendekati) kamu. (QS An Nisaa’ : 61).

Maka, makin panik musuh-musuh Allah, itu pertanda mereka semakin putus asa. Makin putus asa mereka, maka sesungguhnya kemenangan Islam makin dekat. Maka, teruslah berjuang untuk tegaknya Islam, jangan pernah takut, meskipun kaum kafir dan munafik akan terus memusuhi para pejuang agama Allah. Allah selalu bersama para pejuang agamaNya. (*end/glr)

Penulis: Ahmad Sastra (Dosen Filsafat)