Rakyat hanya tahu berita media tentang pencabutan ijin reklamasi. Di balik pencabutan ijin itu, tentu ada banyak dinamika yang “ngeri-ngeri sedap”. Dalam konteks ini, Anies layak diberi aplus, terutama kekeuhnya pegang prinsip dan idealisme dalam situasi yang tak kondusif bagi diri dan karir jabatannya. Reklamasi itu bisnis besar, bahkan super besar. Puluhan triliun modal sudah keluar. Sedikit luangkan waktu anda membayangkan risiko mencabut ijin reklamasi itu. Anda yang waras pasti paham.
Kenapa reklamasi ijinnya dicabut? Sederhana jawabannya. Karena pertama, reklamasi merugikan dan tidak berpihak kepada rakyat. Dan yang kedua, ini yang terpenting, ada celah hukum membela dan berpihak kepada rakyat. Legal standing bermasalah, maka itu jadi celah buat Anies untuk membela rakyat.
Tidak selalu ada celah hukum yang tersedia untuk membela dan berpihak kepada rakyat. Sebab, para mafia proyek sudah terbiasa menyiapkan rekayasa hukum dengan berbagai bentuk manipulasi untuk sebuah proyek yang akan dikerjakan.
Beruntung Anies Baswedan, ketemu celah hukum untuk menyelamatkan para nelayan dan rakyat dari banjir di Jakarta akibat pulau reklamasi. Kalau sudah seperti ini, rakyat pasti berada di belakang Anies dan memberikan dukungan. Lalu rakyat, terutama nelayan, dengan sangat percaya diri akan nanya ke pengembang; apa mau loe sekarang? Gue akan hadapi. [swa]
*) Penulis; DR. Tony Rosyid, Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa