Dalam situasi Jokowi sedang disorot, Presiden RI itu malah hadir di KTT OBOR (One Belt One Road), Beijing, sebuah pertemuan puncak yang tidak direstui Amerika Serikat dan beberapa negara Barat.
Di KTT OBOR yang dilangsungkan Mei 2017, Presiden Jokowi terlihat mendapatkan perlakuan dan perhatian istimewa dari Presiden RRT Xi Jin Ping.
Hal mana memperlihatkan kedekatan Jokowi dengan negara komunis, semakin nyata.
Selain itu sejak Jokowi menjadi Presiden, keran investasi di Indonesia, lebih banyak dibukakan kepada investor komunis RRT.
Puncaknya ketika Jokowi menyetujui proyek kereta api cepat Jakarta – Bandung yang menelan biaya tidak kurang dari Rp, 70,- triliun . Persetujuan mana diberikan ketika Jokowi baru beberapa minggu menjadi Presidenn RI.
Keberpihakan Jokowi terhadap RRT melalui proyek ini, di satu sisi, dan diamnya Jokowi atas ketersinggungan Jepang, semakin menimbulkan kecurigaan. Bahwa kalaupun Jokowi bukan kader PKI, minimal dia punya Ikatan emosional dengan komunis RRT. Begitulah kritikannya.
Kritik keras termasuk dari pihak Jepang – negara non-komunis dan merasa lebih berhak, akhirnya lebih banyak dialamatkan kepada Menteri BUMN.
Di sini mulai terbentuk citra, Presiden Jokowi memang lebih merasa dekat denan RRT dari pada Jepang, negara yang sudah berinvestasi di Indonesia sejak 1968.