Islam dan militer, keduanya secara politik memiliki kepentingan yang sama. Yaitu bagaimana calon dari kedua sumbuh ini bisa mengalahkan Joko Widodo di Pilpres Juli 2019.
Dalam kalimat verbal dan agak lebih vulgar, sekaligus lebih mengerucut, Islam dan Militer tengah bertarung dengan kekuatan kelompok Nasionalis – Soekarno.
Namun mengapa yang mengemuka isyu komunisme dan tuduhan terhadap Jokowi ?
Mengapa isyu ini dipilih sebagai senjata ampuh yang bisa melemahkan bahkan mematikan langkah Jokowi ?
Padahal secara faktual, Jokowi tidak bisa dikatakan seorang kader komunis. Mengingat ketika Partai Komunis Indonesia (PKI) dilarang pada Maret 1966, Jokowi baru usia 5 tahun.
Larangan itu tertuang dalam Keputusan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (TAP MPRS).
Artinya sangat tidak masuk akal seorang anak berusia BALITA, sudah menjadi kader politik dari sebuah partai terlarang.
Jadi tudingan terhadap Joko Widodo bahwa dia sebagai seorang kader PKI, sangat mudah dipatahkan.
Tapi kita juga tida boleh lupa. Hingga sekarang belum ada kesepakatan tentang Soekarno, Presiden Pertama RI. Apakah ia terlibat atau tidak terlibat dalam pemberontakan G30S/PKI di tahun 1965.