Eramuslim.com – Pertarungan dalam pemilihan gubernur Sumatera Utara (Sumut) kelihatannya akan berlangsung dengan taruhan yang sangat tinggi. Ada pasangan calon (paslon) yang santai saja menghadapinya, tetapi ada paslon yang siap melakukan segala cara untuk menang. Paslon yang siap melakukan segala cara itu, sudah kelihatan jelas tindak-tanduknya. Si calon gubernur tidak mau dipermalukan lagi seperti dulu. Dia dan timnya tak akan rela menerima kekalahan.
Orang ini tidak ingin kekalahan berulang di Sumut. Karena itu, dia akan menggunakan apa saja yang tersedia padanya untuk mencapai kemenangan. Termasuklah kemungkinan untuk melakukan kecurangan. Yang penting menang. Si cagub telah dengan nyata menyalahgunakan pembagian resi e-KTP. Dia membagi-bagikan resi e-KTP di sejumlah daerah, padahal dia tidak punya wewenang apa-apa untuk urusan resi e-KTP. Mengherankan sekali. Si cagub bisa “menguasai” Dinas Dukcapil yang seharusnya bertugas membagi-bagikan resi e-KTP.
Belum lama ini si cagub “tercyduk” sedang bagi-bagi duit. Dia akan melakukan apa saja. Orang ini sangat berbahaya. Belum berkuasa saja sudah berani mengerjakan hal-hal yang memuakkan. Apalagi kalau dia menjadi gubernur. Habislah rakyat ditipu-tipu.
Si cagub bagaikan didukung oleh para pejabat di Sumut. Dan memang konstelasi politik saat ini, boleh dikatakan, sangat menguntungkan si cagub. Dia bisa mengharapkan “bantuan” dari para pemegang kekuasaan yang siap memihak pada si cagub. Ini bisa dimaklumi karena para penguasa di tingkat daerah wajib mendukung keinginan junjungan mereka di Jakarta.