4. Meminta seluruh masyarakat untuk rapatkan barisan, bersatu padu bahu membahu menjaga persatuan dan kesatuan sesama anak bangsa.
Jangan mudah terprovokasi para antek komunis yang selalu menggunakan isu sentimen SARA untuk mrngadu domba antar sesama kita. Ingat, mereka hanyalah para anak bangsa yang tak sadar jadi “proxy” kekuatan global untuk memecah belah kita dari dalam.
Kita semua sudah sepakat bahwa Pancasila sudah final sebagai rumusan dan falsafah negara kita. Kita semua sudah sepakat akan slogan NKRI harga mati dibawah payung UUD 1945. Kita semua adalah saudara satu bangsa dan negara. Jadi jangan mau di hasud dan diadu domba dengan isu isu murahan ini lagi.
Jangan mau di benturkan lagi kehidupan kita atas nama agama. Padahal itu semua tidak lebih trik para anak PKI dan pembenci agama (liberalis-sekuler-Syiah) untuk memecah belah kita semua. Mayarakat Indonesia itu sejatinya adalah masyarakat yang ramah, toleransi, dan senang bantu membantu. Bukan saling caci dan membenci.
Dan semoga, dengan kejadian blunder statemen ketua BPIP itu, membuka mata hati dan pikiran kita. Siapa sebenarnya atau kelompok mana sebenarnya yang menjadi parasit dinegeri yang kita cintai ini. Mari kita jaga Indonesia dengan jiwa dan raga kita. Merdeka ! (end/gelora)
Oleh: Anton Permana
(Alumni Lemhannas RI PPRA 58)
Jakarta, 13 Februari 2020