Eramuslim.com -TENGGELAM dalam badai informasi. Peran Bu Tejo dalam film pendek Tilik, berdurasi 32 menit itu, membuat bingkai alur cerita yang sederhana menjadi ciamik. Drama yang tersaji dari produksi film tahun 2018 itu, masih relevan dengan situasi aktual.
Tidak heran, film pendek garapan rumah produksi Ravacana ini menjadi kampiun di beberapa festival film.
Bu Tejo adalah kita. Realitas yang mewakili bagaimana kehidupan sosial kita di era modern, yang difasilitasi dengan kemewahan digital.
Internet menjadi medium akselerasi informasi, sekaligus menciptakan ruang disinformasi. Konflik dan ketegangan juga tampil mengemuka melalui media sosial. Sisi baik buruk tidak terpisahkan.
Sekali lagi, film pendek Tilik secara ringkas merangkum perilaku sosial dari seluruh kehidupan kita. Tidak hanya di perkotaan, tetapi daya jangkau dunia maya sampai hingga pedesaan, membentuk perilaku baru dari masyarakat digital dalam jejaring sosial.
Perdebatan tentang ending film Tilik yang dianggap menciptakan dan memberikan ruang tafsir pembenaran bagi penyebar informasi keliru tanpa konfirmasi, hingga membentuk stereotip tentang perempuan pedesaan adalah bentuk keberhasilan film pendek itu untuk membangun ruang diskusi publik, lengkap dengan pro-kontra kehadirannya.
Rantai Influencer
Bila berkaca dengan menggunakan figur Bu Tejo, maka format komunikasi yang dibangun adalah model komunikasi dua tahap -two step flow, dengan melibatkan peran para pemimpin opini. Informasi yang tampil di sosial media, diterjemahkan oleh opinion leader untuk semakin meluaskan jangkauan informasi.