Utang Luar Negeri Pemerintah dan Swasta
Mari kita lihat mengapa harus waspada dengan besarnya utang pemerintah dan BUMN sekarang ini?
Berdasarkan data Bank Indonesia, utang luar negeri Indonesia atau utang luar negeri pemerintah dan swasta Indonesia sampai dengan kwartal III tahun 2019 mencapai 395,63 miliar dolar AS atau senilai Rp 5.538,88 triliun rupiah.
Utang luar negeri tersebut meningkat sebesar 36,64 miliar dolar AS, atau meningkat senilai Rp 513.03 triliun dibandingkan kwartal III tahun 2018 lalu.
Pemerintah dan swasta, termasuk BUMN akan menghadapi masalah besar terkait dengan pelemahan ekonomi global, pertumbuhan ekonomi yang rendah sekarang ini. Utang pemerintah swasta termasuk BUMN menghadapi masalah melemahnya revenue, pendapatan, keuntungan, namun kewajiban makin menggunung. Bagaimana keadaannya?
Utang Pemerintah
Utang luar negeri pemerintahan Joko Widodo sampai dengan kawartal III tahun 2019 adalah senilai 197,14 miliar dolar AS atau senilai Rp 2.759,92 triliun, meningkat sebesar 17,97 miliar dolar AS atau senilai Rp 251,59 triliun dibandingkan kwartal III tahun 2018 lalu.
Utang luar negeri akan menjadi prioritas utama pemerintah untuk dibayar dan dilunasi tepat waktu. Itulah mengapa mereka memasang banyak debt collector yang mengurusi keuangan pemerintah yang didampingi konsultan konsultan asing.
Selanjutnya utang pemerintah yang bersumber dari Surat Utang Negara Government Debt Securities sampai dengan bulan Januari tahun 2020 mecapai Rp 2.316,25 triliun, atau meningkat senilai Rp 265,43 triliun selama setahun terakhir (Januari 2019 sampai dengan Januari 2020).
Jika terjadi apa apa, utang ini akan dikorbankan. Mungkin akan dibayar dengan janji janji, itu jika terjadi apa apa.
Dengan demikian utang pemerintah sampai dengan januari 2020 sedkitnya Rp 5.076,17 triliun. Nilai tersebut diperoleh dari utang luar negeri pemerintah ditambah dengan surat utang negara atau utang dalam negeri pemerintah.
Utang BUMN
Selanjutnya utang luar negeri BUMN yang terdiri dari utang luar negeri BUMN perbankan sampai dengan kwartal III tahun 2019 meningkat senilai 50,76 miliar atau senilai Rp 710,67 triliun.