Meskipun bangsa Arab dan Iran menduduki wilayah geografik yang sama, dan berbagi sejarah yang sama pula dalam waktu ribuah tahun, pengalaman rakyat Iran berbeda dengan bangsa Arab. Sebelum melihat zaman modern Iran sekarang, dan memeriksa apa yang tengah terjadi di Teheran, penting untuk memahami kondisi khusus yang membuat Iran seperti sekarang ini.
Tidak seperti negara-negara Arab yang terdiri dari berbagai bangsa dan berjumlah lebih dari 2 juta orang dan menyebar di dua benua, orang-orang Iran tinggal di satu Negara, dan berbicara hanya dengan bahasa yang mereka pahami.
Tidak sulit kemudian untuk memahami mengapa selama dua ribu tahun, Iran lebih terlihat layaknya Negara Barat dengan satu negaranya yang terpisah dari bangsa Arab. Eskpansi adalah ambisi dari Shah yang membangun negaranya dengan militer. Ambisi besar ini kemudian direvisi dengan kemasan baru di bawah Revolusi Islam pada tahun-tahun berikutnya sampai dengan sekarang. Namun konfrontasi utama dan satu-satunya yang terjadi antara orang Arab dan bangsa Iran adalah keyakinan Syiah yang memang menjadi ideologi resmi bangsa Iran.
Sudah sejak lama, bangsa Arab menyadari bahaya seorang Iran yang individual kemudian membentuk sebuah komunitas, dan menjadi sebuah kelompok yang lebih besar lagi. Inilah yang kita lihat di jalanan di Teheran dan kota-kota besar Iran lainnya,dan sekarang menyebar ke beberapa Negara-negara liberal yang mempunyai jumlah Muslim yang sangat signifikan seperti Indonesia. Jangan lupa, rakyat Iran lah yang menjadi sumber katalis utama yang mengubah Shah di akhir tahun 1970an, dan begitu juga di zaman perdana menteri Mohamed Mosaddeq.
Peran rakyat Iran hari ini sama persis dengan peran mereka pada tahun 1977 yang kemudian menjungkirbalikkan sistem di beberapa wilayah. Mungkin, pergerakan rakyat Iran tak akan menghasilkan sesuatu, namun pada akhirnya, pergerakan Iran sekarang ini lah yang membedakannya dengan sejarah dan gerakan moderat manapun. Teheran sedang berada dalam usaha yang berkelanjutan, dan aktivitas ini adalah langkah-langkah gerakan yang tengah berkuasa dalam melebarkan pesonanya.
Tahun 1977, pernah terjadi arus demonstrasi massa, dengan penanganan polisi yang luar biasa pula. Pemilu kemenangan Ahmadinejad pun, terlalu naïf jika dikatakan meluncur bebas lepas, tanpa hambatan dan setidaknya kerikil kecil. Berlepas dari liputan media internasional yang terlalu melebih-lebihkan, demonstrasi itu ada dan terus berjalan.
Protes yang terjadi, lebih karena alasan relijius dan bukan politik, karena politik di Iran sudah demikian seragam menjadikan Syiah sebagai mainstream. Sedangkan, ketertindasan kaum Sunni yang jelas beraqidah Allah swt sebagai Tuhan dan Muhammad saw sebagai Rasulnya, adalah sesuatu yang nyata. Di Iran, kaum Sunni Islam lebih menderita dibandingkan bangsa Yahudi yang ongkang-ongkang kaki bersenang-senang dan merasa nyaman tinggal di negeri ini.
Arus gerak yang terjadi di Iran adalah sebuah gerakan arus bawah yang bisa dipahami dengan nyata dan terbuka. Semua perubahan yang terjadi di Arab selalu dimulai dari atas, kemudian ke bawah, melalui kudeta militer, dari dalam kerajaan, atau seperti yang terjadi di Iraq: dari campur tangan kaum asing. Pilihan terakhir tampaknya tak akan mungkin terjadi di Iran, karena ada kepentingan bersama antara pihak-pihak yang berkepentingan.
Perubahan-perubahan di Iran dan Dunia Arab bergerak dalam tiga lingkaran yang saling berkaitan yaitu otoritas, metode, dan modernitas yang masing-masing mempunyai jalannya sendiri-sendiri. Iran dengan arus besarnya, dan bangsa Arab dengan berbagai permasalahannya yang tak bisa mereka selesaikan dengan cara yang telah diajarkan oleh Islam itu sendiri, landasan yang mendasari kebanyakan negara Arab, akhirnya keduanya saling bertolak mundur menuju arah yang berlawanan.
Dan itulah yang niscaya membedakan rakyat negeri Iran dan kaum Arab di wilayah sekitarnya. (sa/alawsat)