Eramuslim.com – Opini, asumsi, dugaan makin masif terkait istana. Bicara istana memang seksi. Lebih seksi dari artis yang paling seksi. Sebabnya? Istana paling kreatif membuat kebijakan yang kontraversial. Kebijakan yang memancing kegaduhan publik. Kecuali kenaikan gas, BBM, jalan tol, itu baru senyap. Nyaris tak ada suara. Demo mahasiswa? Lebih senyap lagi. Tak terdengar.
Banyak yang menduga istana berada di belakang Ahok. Kok tahu? Baunya tercium publik. Istana diopinikan berada di balik kriminalisasi ulama. Sok tahu. Lagi-lagi, baunya dirasa menyengat. Istana diasumsikan ada di balik reklamasi. Dari mana infonya? Bisa dibantah. Tapi baunya terasa. Apalagi jika Pak Luhut sedang marah. Makin terasa lagi baunya. Istana juga dicurigai ada di balik SP3 Habib Rizieq. Kata siapa? Begitulah kira-kira pikiran yang sedang tumbuh di masyarakat.
Kabar terkini, ramai orang bicara tentang pelantikan plt Gubernur Jawa Barat, Komjen Iriawan. Iwan Bule, itu nama kerennya. Kok jenderal polisi aktif? Sekali lagi, publik curiga ada tangan istana disana.
Sejumlah tokoh dan partai ribut. Protes rakyat mengeras. Tapi, tak ada respon dari Mendagri. Seperti cuek, tak peduli. Begitulah kira-kira kesan publik. Defensif dan terkesan ngotot. Ada apa?
Mendagri punya otoritas untuk menentukan plt gubernur. Itu betul.Termasuk anggota Polri aktif? Debatable. Multi tafsir dalam undang-undang. Biasanya, soal tafsir peraturan, yang jadi pemenang adalah yang punya kekuasaan.
Apakah penunjukan Komjen Iriawan sebagai plt gubernur Jawa Barat itu murni ide, inisiatif, pikiran dan pilihan Mendagri Cahyo Kumolo? Secara personal? Sebagai otoritas pribadinya? Atau ada pihak yang lebih kuat di belakang Cahyo?