Eramuslim.com – Menjelang mantan gubernur DKI, Basuki Tjahja Purnama (BTP) alias Ahok bebas dari penjara akhir bulan lalu, kubu Jokowi sibuk membantah kemungkinan Kiyai Ma’rif Amin (KMA) akan dilengserkan untuk digantikan Ahok. Tapi, seberapa besar kemungkinan itu menjadi kenyataan? Dan, akankah Jokowi berani mengambil risiko besar jika dia menyingkirkan KMA?
Sebelum menjawab kedua pertanyaan kunci ini, ada beberapa flash-back penting yang menggambarkan betapa sensisitif dan kuatnya konten dari isu penggantian KMA oleh Ahok jika paslonpres 01 terpilih dalam pilpres 17 April 2019 nanti. Saking sensitif dan kuatnya, Wapres Jusuf Kalla (JK) ikut berkomentar. Sejumlah politisi senior PDIP berusaha mengecilkan isu ini. Dan Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf (Ko-Ruf) juga bergegas mengeluarkan pernyataan.
Berikut ini flash-back penting yang dimaksud di atas tadi.
Pertama, Ahok bergabung ke PDIP setelah keluar dari penjara. Dia disambut hangat oleh kalangan Banteng. Diterima bagaikan pahlawan. Tapi, PDIP masih malu-malu kucing menyambut Ahok. Sekjen PDIP Hasto Kristianto mengatakan Ahok masuk ke PDIP sebagai anggota biasa. Tentu saja komentar Hasto itu hanya basa basi. Sebab, semua jajaran PDIP mulai dari ketua umum sampai kader terbawah meyakini bahwa Ahok bakal muncul menjadi bintang tenar Banteng.