Para petinggi UMNO meraung-raung menangis. Mahathir dipanggul ke atas mimbar intuk membatalkan pernyataanya. Suasana begitu gaduh. Ketua Pemuda UMNO Hisyamudin Onn merebut mic, dalam isak tangis menyatakan seluruh exco UMNO akan ikut berhenti jika Mahathir mundur.
Dalam tangis haru biru, Mahathir naik kembali ke mimbar, menangis mohon diri mengulangi kembali pernyataannya berhenti dari.Presiden UMNO dan mempersilahkan UMNO memilih penggantinya. sungguh dramatis!
Sesuai janjinya, Mahathir menikmati masa pensiun sejak tahun 2003.
Kursi Presiden UMNO dan Perdana Menteri yang tadinya disiapkan untuk Anwar Ibrahim jatuh tak terduga ke tangan Pak Lah (panggilan akrab Abdullah Ahmad Badawi), politisi lembut berlatarbelakang ustadz yang pernah menjadi Menhan dan Menlu. Adapun Muhammad Nadjib ditetapkannya “magang” mendampingi Pak Lah sebagai Waperdam.
Hanya dalam 5 tahun Pak Lah jadi PM, tak kuat “melawan arus”, maka alih generasi jatuh ke tangan Nadjib. Konon dari sinilah Malaysia mulai mengenal “money politic”.
PRU-14 tahun 2018, menjungkirbalikkan Perdana Menteri Muhammad Nadjib dan UMNO, pemerintahan Barisan Nasional tumbang oleh dua orang tokoh yang pernah membesarkannya.
Persis 20 tahun saat Mahathir memecat Anwar dengan tuduhan “sodomi” kini Mahathir datang mangangkat Anwar Ibrahim dari penjara kasus “Sodomi” untuk mengantar Anwar Ibrahim ke kursi Perdana Menteri guna menjalankan konsep Tata Ekonomi Baru Malaysia 2020 yang pernah dipresentasikan Anwar Ibrahim dalam kongres UMNO 1993.
Mungkinkah janji akan ditepati? Hanya sejarah yg bisa mencatatnya.[]
Tokyo, 12 Mei 2018
Penulis: Emron Pangkapi
sumber: konfrontasi