Berbagai kemudahan sudah dicabut oleh USA dengan menetapkan Indonesia sebagai negara maju, padahal pendapatan perkapita masih jauh dibanding Korea Selatan bahkan Malaysia.
Dalam hal ini sangat tepat dan relevan kritik keras Dr. Rizal Ramli, mantan Menko Perekonomian era Presiden Gus Dur, agar Indonesia harus mampu keluar dari jerat ketergantungan dengan negeri China. Jangan lagi jadi antek China. Konstitusi kita jelas bebas aktif. Tidak ikut Blok Barat, Blok Timur. Kita harus bebas aktif.
Lebih lanjut mantan Menko Maritim itu menekankan bahwa selama ini Indonesia terkesan lemah di hadapan China. Mulai dari lemah menyikapi para pekerja China yang bisa hilir mudik di saat wabah melanda, hingga perdagangan yang berkiblat ke negeri tirai bambu itu.
Sebagai Non Blok sejarah telah menunjukan Indonesia pernah berpengalaman sebagai pelopor dan komando dari New Emerging Forces. Menyatukan dan mengangkat martabat negara-negara di Asia Afrika sebagai kekuatan Non Blok terpandang di dunia.
Ketika perang dingin antara Uni Sovyet dan USA. Indonesia disegani sebagi kekuatan dunia ketiga, sayangnya kemudian di masa Orla terjebak kembali dalam poros Jakarta-Peking. Sehingga kemudian Indonesia tidak lagi dipandang sebagai kekuatan utama di dunia.
Saatnya sekarang ketika negara-negara besar “lumpuh secara ekonomi” baik RRC, USA dan Eropa karena wabah virus dari China, pandemik Covid-19. Indonesia harus keluar sebagai negara dengan kekuatan sendiri tidak lagi jadi antek China ataupun antek Amrik.
Tentu ada prasyaratnya. Adanya pemimpin yang berani dan berwibawa. Bisa menyatukan dan meyakinkan rakyatnya. Mampu berkomunikasi dan mengelorakan semangat rakyat. Mampu membangkitkan semangat persatuan, negara-negara non blok lainnya.
Pemimpin berkarakter kuat tidak jadi boneka olikargi partai ataupun olikargi pemodal. Punya kemampuan dan keahlian bidang ekonomi yang dipercaya dunia untuk bisa keluar dari keterpurukan ekonomi karena krisis ekonomi sekarang sangat menghancurkan sendi sendi kehidupan tanpa kecuali.
Tentunya pemimpin yang bergaul dan disegani oleh negara-negara di dunia, dengan kecerdasan dan kemampuan berbahasa internasional untuk meyakinkan pemimpin negara lain.
Percayalah Indonesia akan menjadi negara super power dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.
(Penulis: Syafril Sjofyan, pengamat kebijakan publik, aktivis Pergerakan 77-78.)