Antara Candu dan Kebodohan Berkata

Meminjam istilah Bung Karno (BK): “jangan melupakan sejarah (Jas merah)”, agaknya nasehat tersebut menebalkan pepatah lama: ‘agar orang jangan masuk lobang yang sama (dalam sehari)’. Kenapa? Mengulangi kesalahan masa lalu ibarat kebodohan berkala. Sekali lagi, mengulang kesalahan itu identik dengan kebodohan berkala!

Diyakini bersama, bahwa sejarah Adam dan Hawa ketika ‘keluar’ dari surga akibat bujuk rayu serta tipuan iblis, akhirnya membidani apa yang sekarang disebut: “halal dan haram”. Itu sejarah tertua manusia. Ya. Seandainya dulu tetap tinggal di surga, mungkin tidak ada istilah haram bagi Bani Adam dan turunannya kecuali khuldi.

Sekali lagi, inilah sejarah tertua yang mutlak dijadikan epicentrum bagi organisme apapun yang hidup, berkembang, menyusut dan mati.

Pertanyaannya: “Adakah poin kearifan yang dapat dipetik dari sejarah Adam Hawa di surga?”
Sangat banyak. Tetapi, pada tulisan ini hanya beberapa hal saja, antara lain:

1. bahwa janji di awal yang terlihat nikmat/bujuk rayu iblis, sejatinya merupakan jebakan;
2. ada tipu daya serta narasi penyesalan sebelum dan setelah peristiwa terjadi;
3. keputusan yang salah di awal akan berdampak (kesengsaraan) relatif panjang.

Itulah poin pokok yang dapat dipetik, meski masih banyak hal lain yang masih bisa dipetik, misalnya, ketika iblis menjelma jadi malaikat saat merayu Adam, di era kini, modus itu kini sejenis ‘pencitraan’ iblis di hadapan manusia; atau, Adam terlalu percaya kepada sosok yang baru dikenal, sedang ia tak paham asal – usulnya; atau, keputusan Adam hanya berdasarkan persepsi semata, bukan petunjuk-Nya dan lain-lain.

Balik ke dunia nyata. Sekarang membahas sejarah dalam koridor geopolitik kawasan.

Pertanyaannya ialah: “Adakah yang kita hikmati pada peristiwa Perang Candu di Cina, misalnya, atau sejarah terpinggirnya Aborigin di Australia, atau sejarah tersingkirnya suku Indian di Amerika?”

Ada beberapa hal yang mutlak diwaspadai:

1. ketika Cina mengizinkan perdagangan/investasi candu kepada Inggris, ini mirip bujuk rayu iblis terhadap Adam dimana maraknya candu di Cina akhirnya malah ‘membunuh’ satu generasi (lost generation);
2. maraknya candu mengakibatkan kehancuran moral, lemahnya mental, tipisnya semangat patriotisme dan jiwa juang serta rendahnya nasionalisme sebuah bangsa;
3. candu merupakan sarana termurah merusak bangsa;
4. demikian pula dengan sejarah terpinggirnya bangsa Aborigin dan suku Indian di tanah leluhurnya akibat faktor maraknya minuman keras (miras) di kedua entitas, sedang isu miras tersebut merupakan cipta kondisi (siasat) oleh kaum imigran alias pendatang agar pribumi tak memiliki daya juang dan tak punya daya lawan —teler—terhadap kolonisasi di negerinya.