Anies Akan Ditembak Mati?

Terakhir yang masih anget dan paling kesohor ialah Pemilu 2019, sekitar lima tahun lalu.

Masyarakat luas merasakan kecurangan, intimidasi dan berbagai tindak kekerasan aparat demi memenangkan pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin.

Jokowi-Ma’ruf AminTak peduli berapa ratus manusia yang harus mati, berapa kontainer bukti kecurangan dan berapa ribu yang protes.

KPU, Bawaslu dan MK tetap kekeh dengan pendiriannya. Polisi tampak sangat agresif dan bertindak terhadap pendemo bagaikan tentara Kompeni.

Mereka semua kompak dalam satu irama nyanyian pepatah rakyat : Biarkan anjing menggonggong, kafilah tetap berlalu dan sikat, jangan kasih ampun.

Bagi sebagian masyarakat yang beradab dan berperi kemanusiaan merasakan pilunya sampai detik ini. Luka rakyat pada Pemilu 2019 masih menganga dan dukanya masih dalam.

Karena itu, Anies-Muhaimin jangan mimpi dulu untuk menjadi Presiden RI dan Wakil Presiden RI 2024-2029, karena hambatan di fase ini, paska penusukan kertas Pemilu, sangat krusial dan sangat mudah bagi lawan merekayasa berbagai cara untuk menang, bahkan saking PD-nya, mereka meyakininya akan memenangkan Pemilu 2024 dalam satu kali putaran saja. Jika benar terjadi, sudah dapat dipastikan diraih dengan CURANG.

3. Jika takdirnya, pasangan Amin langsung kalah dalam putaran pertama, maka visi perubahan Anies, untuk lima tahun ke depan tamatlah riwayatnya. Tak akan ada yang mampu memprediksikan apa yang akan terjadi selama lima tahun ke depan dan setelahnya.

Kondisi Indonesia dalam berbagai aspeknya, bisa lebih parah dan lebih hancur dari sekarang. Atau juga bisa terjadi sesuatu sesuai Kehendak Allah yang Mahakuasa.

Sama juga halnya jika pasangan Amin lolos Pemilu putaran pertama, maka visi perubahan Anies juga bisa kandas, karena dalam putaran kedua akan mengalami kondisi sangat sulit, sama halnya dengan orang yang makan buah simalakama.

Untuk memenangkan Pilpres putaran kedua, Amin harus berhasil melobi pasangan yang tidak lolos putaran pertama.

Nah, baik pasangan Prabowo-Gibran maupun Ganjar-Mahfud dan partai-partai pengusung mereka sama-sama musuh visi perubahan Anies. Artinya, kedua pasangan tersebut akan lebih mudah bersatu melawan pasangan Amin dari pada bergabung dengan pasangan Amin.

Jikapun salah satu dari dua pasangan yang kalah tersebut mau bergabung dengan pasangan Amin, maka nilai kompensasinya pasti fantastis, bisa berupa transaksi dagang sapi murni. Jika diterima, akan menguburkan idealisme dan cita-cita perubahan yang telah bergelora ke seantero negeri dalam setahun belakangan.

Artinya terjadi pengkhianatan besar-besaran tehadap puluhan juta rakyat yang setia, berkorban dan merindukan perubahan.

Jika terjadi, pengkhianatan ini jauh lebih dahsyat dari pengkhianatan Pemilu 2019 saat Prabowo dan partainya sebagai oposisi layu, tak sanggup memikul amanah jutaan rakyat dan akhirnya ketarik magnet Jokowi dan pemerintahannya. Jadilah Prabowo Projo sampai detik ini.

Sebaliknya, jika pasangan yang tereliminasi dari putatan pertama tidak mau bergabung dengan pasangan Amin karena beda ideologi, tawaran yang tidak memuaskan dan sebagainya, mereka pasti bergabung dengan pasangan selain Amin, karena lebih mudah negosiasi dalam segala hal, karena keduanya ibarat dua sisi mata uang dan saling menguntungkan.

Artinya, kemungkinan mereka menang dalam putaran kedua sangatlah besar. Maka cita-cita perubahan pun sirna selama lima tahun ke depan, namun kalah secara terhormat.

4. Jika Allah memenangkan pasangan Amin dalam dalam satu putaran, bagi Allah mudah saja jika Dia berkehendak, maka pasangan Amin akan menghadapi berbagai kondisi pelik.

Di antaranya, kesulitan Amin menyusun Kabinet/Pemerintahan karena pastilah tarik-menarik kepentingan sangat keras di antara partai-partai koalisi, pendukung dan tim-tim relawan yang merasa berjasa menghantarkan mereka menduduki kursi RI-1 dan RI-2.

Akhirnya akan menghadapi kesulitan mengangkat para menteri dan pejabat tinggi negara lainnya, termasuk pimpinan BUMN (selama ini BUMN jadi sapi perah) dari kalangan profesional dan amanah, karena bisa saja sebagian mereka bukan dari ketiga partai koalisi dan satu partai pendukung serta tim-tim relawan.

Jika hal tersebut terjadi, maka akan tercipta struktur pemerintahan obesitas dan politik bagi-bagi kue sulit dihindarkan.

5. Jika Amin berhasil membentuk pemerintahan secara profesional dan amanah, bukan berarti pasangan Amin bisa tidur nyenyak dan bisa fokus menjalankan visi perubahan.

Di hadapan mereka masih banyak hambatan besar setiap saat bisa muncul dan menghadang bahkan menjadi penghalang realisasinya visi perubahan, bahkan bisa saja sampai menjatuhkan pasangan Amin.

Di antara alasannya adalah, hampir semua petinggi dan pengambil keputusan di lembaga-lembaga tinggi negara, termasuk BUMN, saat ini adalah orang-orang yang sangat anti perubahan yang diusung Anies. Pada waktu yang sama mereka sangat loyal kepada Jokowi, baik di eksekutif, legislatif maupun yudikatif.

Beri Komentar

1 komentar

  1. Skenarionya mirip di philipina. Yg pasti jika itu trjadi akan ada perlawanan rakyat thd rezim. Akan ada oertumpahan darah lbh besar dari di timur Tengah.