Portal berita Detikcom pada tanggal 14 Juli 2010 mencatat pernyataan Dirut Telkomsel Sarwoto Atmosutarno bahwa Amdocs itu adalah perusahaan Amerika bukan Israel, beliau juga menegaskan bahwa ini urusan korporasi biasa.
Sebelumnya peryataan senada juga sudah disampaikan oleh menkominfo Tifatul Sembiring. Majalah Gatra edisi 21 Januari 2010 mencatat pernyataan Tifatul, "Kami sudah meminta klarifikasi dari Telkomsel dan Kedutaan Besar Amerika, ternyata Amdocs terdaftar di New York Stock Exchange dan berkantor di Missouri", selanjutnya Gatra menulis "Karena itu, Tifatul mempersilakan Amdocs terus mengikuti tender di Telkomsel."
Melalui media microblogging Twitter, menkominfo Tifatul Sembiring juga membenarkan pernah meminta klarifikasi. Akun Twitter beliau memberikan jawaban atas sebuah pertanyaan, “amdocs bisnis dg telkomsel anak persh telkom, dibawah kembumn. Org2 protes, sy minta klarifikasi, telkomsel bw srt dubes as”
Meskipun sebelumnya sudah cukup banyak berita sebaliknya yang beredar, baik di media massa atau melalui media blogging, Tifatul tetap menerima begitu saja klarifikasi itu, dan beberapa bulan kemudian bahkan dirut Telkomsel tetap saja membantah keisraelan perusahaan ini. Sungguh aneh, ketika Amdocs sendiri secara langsung atau tidak langsung menyatakan bahwa mereka adalah perusahaan Israel, orang-orang penting di Indonesia malah membantah keisraelan perusahaan itu.
Di dalam rubrik analisa sebelumnya, Eramuslim menjelaskan keisraelan perusahaan ini dari berbagai situs Amerika dan Israel sendiri, baik situs berita, situs bisnis atau pun rekaman televisi. Mengapa menggunakan situs-situs Amerika dan Israel? Tentunya kalau ingin mendapatkan informasi keisraelan tentang orang atau entitas Israel, yang paling baik dari situs mereka sendiri. Selanjutnya dalam analisis kali ini, kita akan membedah informasi perusahaan ini dari situs-situs (dokumen) resmi milik pemerintah negara-negara yang terkait.
Data Pada US Securities and Exchange Commission
Sebetulnya amat mudah untuk memeriksa tentang status perusahaan ini dari sumber resmi pemerintah Amerika Serikat. Amdocs Ltd “DOX” terdaftar di bursa efek New York (New York Stock Exchange atau NYSE), yang diawasi oleh Securities and Exchange Commission (US SEC) atau Bapepam-nya Amerika. Website SEC bisa diakses secara langsung oleh siapapun yang ingin mencari lebih jauh tentang perusahaan yang terdaftar di NYSE.
Dimulai dengan memeriksa daftar perusahan internasional yang bermain di bursa NYSE. SEC menyediakan daftar perusahaan internasional secara alfabetikal atau berdasarkan negara. Terlihat bahwa Amdocs Ltd termasuk di dalam daftar tersebut. Di dalam dokumen untuk tahun 2008, tercatat bahwa Amdocs Ltd adalah perusahaan asing (di AS) yang berasal dari (country of incorporation) United Kingdom (Inggris).
Artinya Amdocs Ltd adalah sebuah perusahaan asing di Amerika, sama sekali bukan perusahaan Amerika seperti yang dikatakan Sarwoto dan Tifatul. Agak lucu kalau Tifatul menerima begitu saja klarifikasi bahwa itu adalah perusahaan Amerika hanya karena terdaftar di NYSE dan berkantor di Missouri.
Selain itu, kalau memang betul duta besar AS menyatakan bahwa Amdocs Ltd adalah perusahaan Amerika, maka ini sudah menyelisihi data resmi dari badan pengawas pasar modal di Amerika sendiri. Mengenai country of incorporation yang disebutkan berasal dari Inggris akan dijelaskan lebih lanjut.
Pencarian Dengan EDGAR
SEC menyediakan fasilitas pencarian data untuk publik yang disebut EDGAR (Electronic Data-Gathering, Analysis, and Retrieval), yang menyediakan berbagai kriteria pencarian. Salah satu di antaranya adalah pencarian berdasarkan nama perusahaan.
Jika kita masukkan nama Amdocs Ltd pada fasilitas pencarian EDGAR seperti pada gambar di atas, maka kita akan langsung mendapatkan data-data semua file yang pernah di-submit oleh Amdocs Ltd ke SEC. Menurut dokumentasi situs SEC, semua data sejak tahun 1996 tersedia di situ.
Pada kolom pertama kita melihat “Fillings”, yaitu tipe formulir yang dilaporkan oleh Amdocs Ltd kepada SEC. SEC menyediakan dokumentasi penjelasan mengenai kegunaan masing-masing formulir tersebut. Yang langsung menarik perhatian kita adalah formulir 6-K yang terpampang cukup banyak di situ. Menurut SEC, formulir 6-K adalah laporan dari emiten asing sesuai dengan aturan nomor 13a-16 dan 15d-16. Selain itu juga ada formulir 20-F, yang menurut SEC adalah laporan tahunan dari emiten swasta asing.
Pada bagian kanan atas dari hasil pencarian terdapat alamat dari perusahaan ini, Suite 5, Tower Hill House Le Bordage ST Peter Port Island of Guernsey X0 GY1 3QT. Jadi perusahaan ini terdaftar di NYSE sebagai perusahaan yang didirikan di Guernsey. Guernsey adalah sebuah offshore financial center (OFC) yang berada di bawah kedaulatan Inggris, terletak di selat antara Inggris dan daratan Eropa (English Channel). Ini menjelaskan mengapa sebelumnya perusahaan ini disebut berasal dari Inggris.
Praktek membuat induk perusahaan di OFC ini sangat lazim dilakukan oleh berbagai perusahaan dengan berbagai macam tujuan, seperti menghindari pajak atau menghindari aturan perdata yang terlalu ketat di sebuah negara. Di antara OFC lain yang terkenal adalah Cayman Islands, British Virgin Islands, Bermuda, dll. Penjelasan lebih jauh tentang praktek OFC, tujuannya, penggunaannya oleh bisnis, dll bisa dibaca salah satunya di sebuah makalah dari IMF.
Dari sini sudah amat jelas bahwa pernyataan siapapun bahwa Amdocs Ltd adalah perusahaan asal Amerika adalah salah. Setelah membuktikan ini bukan perusahaan Amerika, kita akan melanjutkan analisis dengan membedah beberapa dokumen resmi untuk membuktikan bahwa Amdocs adalah perusahaan Israel.
Jika kita modifikasi pencarian EDGAR untuk mencari dokumen sebelum 31 Desember 1999, akan terlihat bahwa Amdocs Ltd memasukkan laporan ke SEC untuk pertama kalinya pada tanggal 10 Agustus 1998. Ini cocok dengan data yang ditampilkan pada rubrik analisa sebelumnya, bahwa Amdocs Ltd terdaftar di NYSE pada tahun 1998. Laporan pertama adalah formulir 6-K yang berisi neraca terkonsolidasi.
Membedah Laporan Keuangan Amdocs Ltd Tahun 1998
Selanjutnya kita lihat laporan tahunan pertama (formulir 20-F) tertanggal 15 Januari 1999. Dalam laporan lebih dari seratus halaman ini, terdapat informasi kegiatan bisnis Amdocs Ltd. Di situ dijelaskan bahwa perusahaan memiliki development centers di Israel, AS and Siprus. Selain itu juga memiliki kantor pendukung dan operasional di Eropa, Amerika Utara, Amerika Latin dan Asia Pasifik. Pada halaman 19 disebutkan, bahwa per tanggal 30 September 1998, perusahaan dan seluruh anaknya memiliki 2900 orang pegawai, di mana 2100 di antaranya berada di Israel, sementara 800 lainnya tersebar di berbagai negara lain.
Pada halaman berikutnya disebutkan bahwa perusahaan harus patuh pada aturan di berbagai negara termasuk Australia, Eropa, Israel, Jepang dan AS. Sementara tidak terdapat banyak penjelasan tentang aturan-aturan di negara lain itu, terdapat penjelasan yang panjang lebar tentang aturan ketenagakerjaan di Israel, terutama terkait dengan Histadrut (Federasi Serikat Buruh Israel yang berdiri sejak 1920), Biro Koordinasi Organisasi Ekonomi dan Kementerian Tenaga Kerja dan Kesejahteraan Israel. Sebagai catatan, secara keseluruhan di dalam dokumen ini ada 135 kata Israel, sementara AS hanya disebut 47 kali, negara lain jauh lebih sedikit.
Selanjutnya pada halaman 26 disebutkan bahwa development center terbesar terletak di negara Israel. Perusahaan (Amdocs) bagaimanapun terpengaruh oleh situasi politik, ekonomi dan militer di Israel. Ada penjelasan panjang lebar tentang masing-masing situasi itu, tapi yang menarik adalah paragraf kedua halaman 27, yang menjelaskan adanya boikot kepada perusahaan Israel dari tetangga Arab, orang Palestina, dan negara atau organisasi tertentu .
Perusahaan tidak percaya bahwa boikot akan memberikan efek kepadanya, tapi tidak ada jaminan bahwa hukum, kebijakan atau praktek (dari negara lain) terhadap Israel atau bisnis Israel tidak akan memberikan akibat kepada kondisi bisnis dan keuangan perusahaan di masa depan. Penjelasan selanjutnya (pada dokumen itu) adalah penjelasan panjang lebar tentang berbagai kebijakan pemerintah Israel di bidang politik, ekonomi, tarif, hubungan internasional, dlsb.
Artinya Amdocs sebagai perusahaan Israel yang sering terkena boikot, menyadari (secara tertulis pada dokumen resmi) bahwa tidak ada jaminan boikot-boikot itu tidak akan berakibat buruk kepada kondisi keuangan Amdocs di masa depan. Sementara ada orang-orang penting di Indonesia yang entah apa kepentingannya mengatakan Amdocs Ltd bukan perusahaan Israel.
Pada halaman 28 disebutkan tentang dinas militer. Semua pria warga negara dan penduduk tetap (permanent residents) Israel di bawah usia 51 tahun, wajib berdinas militer selama 39 hari per tahun. Selain itu mereka juga bisa dipanggil kapanpun untuk aktif di dinas militer jika keadaan membutuhkan.
Artinya kalau ada setengah dari 2100 karyawan Amdocs Ltd di Israel adalah pria, maka pada tahun 1998, berarti ada paling tidak 1000-an tentara cadangan Israel di Amdocs.
Selain itu perusahaan (Amdocs) menyewa kantor di Israel dengan luas total 530.000 kaki persegi (kira-kira 49.239 meter persegi), di mana 297.000 kaki persegi berada di Ra’anana, dengan total pembayaran sewa per tahun sebesar 9.5 juta dolar AS. Sementara di Siprus, perusahaan menyewa tempat hanya sebesar 26.750 kaki persegi. Pada bulan Agustus 1998, perusahaan menyewa 79.900 kaki persegi di Missouri AS, dan bermaksud merelokasi personil administratif ke sana.
Pada halaman 35 ada penjelasan tentang aspek perpajakan di Israel, bahwa sejak 1 Januari 1999, perusahaan Israel terkena “company tax” sebesar 36%. Pada halaman 82 terdapat catatan atas laporan keuangan terkonsolidasi bahwa perusahaan (Amdocs Ltd) adalah korporasi Guernsey, yang menjadi holding langsung atau tidak langsung berbagai perusahaan di AS, Kanada, Eropa, Israel, Jepang, Siprus dan Australia. Mayoritas fasilitas produksi perusahaan terletak di negara Israel.
Pada halaman 103, terdapat daftar berbagai anak perusahaan yang ada di group Amdocs, yang menarik bahwa Amdocs (Israel) Limited dulunya bernama Publishing Systems Ltd. Publishing Systems Ltd adalah nama lain dari Aurec, perusahaan Israel cikal bakal dari group Amdocs yang sudah dijelaskan dalam rubrik analisa sebelumnya.
Pada halaman 59, terdapat daftar nama direksi dan orang-orang kunci di Amdocs Ltd, sebagian sudah dibahas pada analisa sebelumnya, seperti Avi Naor, Dov Baharav, Nehemia Lemelbaum, dll, dengan penjelasan latar belakang mereka (halaman 60) yang tidak jauh berbeda dari yang sudah dijelaskan Eramuslim sebelumnya. Pada index/lampiran halaman 103, Avi Naor menyatakan (mengomentari laporan kuartal keempat tahun 1998) “hasil kuartal ini adalah indikasi bagaimana kinerja Amdocs selama 17 tahun ini”. Sebagai catatan, sebelumnya Eramuslim menyebutkan bahwa Amdocs berdiri pertama kali tahun 1982, dengan Avi Naor sebagai salah satu pendirinya.
Pada paragraf berikutnya Avi Naor melanjutkan, “1998 adalah tahun yang hebat untuk Amdocs, sebagai tambahan dari initial public offering musim panas ini, kami juga membuat langkah signifikan untuk penetrasi pasar dan customer baru”
Membedah Laporan Keuangan Amdocs Ltd Tahun 2009
Eramuslim sengaja menganalisis terlebih dahulu laporan keuangan Amdocs Ltd tahun 1998, agar kita bisa mengetahui informasi historis dan kemudian bisa kita bandingkan dengan laporan tahunan yang mutakhir (di-submit tanggal 7 Desember 2009).
Tidak terlalu banyak perubahan yang berarti. Di antaranya development centers sekarang tidak hanya di Israel dan Siprus, tapi juga di India. Yang terbesar saat ini di Israel dan India. Bagaimanapun masih ada 23% tenaga kerja di bidang software dan teknologi informasi yang berlokasi di Israel.
Pemindahan lokasi development center ini sebagai bagian dari contingency plans karena adanya kemungkinan memburuknya situasi politik dan militer, termasuk situasi permusuhan dengan Libanon dan Jalur Gaza. Memburuknya hubungan dengan otoritas Palestina bisa membuat sebagian pekerja perusahaan harus aktif di dinas militer, sehingga bisa mengganggu operasional.
Artinya tetap secara signifikan sebagian pekerja Amdocs Ltd adalah tentara cadangan Israel yang siap setiap saat dipanggil berperang untuk membunuh rakyat Palestina jika hubungan dengan otoritas Palestina memburuk.
Prospektus Amdocs Ltd Tahun 1999
Amdocs Ltd berkali-kali mengeluarkan dokumen prospektus, dengan formulir SEC 424A dan 424B. Rata-rata informasi pada prospektus itu tidak jauh berbeda. Kita akan melihat sedikit prospektus pertama tanggal 17 Mei 1999. Informasinya tidak jauh berbeda dari laporan keuangan tahun 1998, hanya ada penambahan karyawan di Amdocs Israel sebesar 2600 orang dari total 3600 IT Specialist (per 31 Maret 1999).
Yang menarik, di prospektus tersebut ada tambahan keterangan mengenai lokasi holding company di Guernsey. Pada halaman 2 prospektus dijelaskan bahwa Amdocs didaftarkan secara hukum di Island of Guernsey.
Beberapa direktur bukan penduduk Amerika Serikat, dan sebagian aset penting perusahaan dan direktur berada di luar AS. Sehingga mungkin tidak bisa bagi para investor untuk melawan mereka di pengadilan berdasarkan ketentuan perdata AS, termasuk aturan sekuritas federal.
Di halaman 59 dijelaskan bahwa Amdocs adalah perusahaan bebas pajak di Guernsey, karena pemegang saham bukan penduduk Guernsey dan Amdocs tidak menjalankan bisnis di Guernsey.
Dua paragraf di atas cukup untuk menjelaskan mengapa perusahaan ini terdaftar di Guernsey, yang notabene di bawah kedaulatan Inggris, sehingga di dalam laporan daftar perusahaan internasional SEC, Amdocs Ltd disebut sebagai perusahaan Inggris.
Data Resmi Pemerintah Israel
Di atas sudah kita analisis data-data dari badan pengawas pasar modal Amerika Serikat (SEC). Di bagian ini kita akan melihat data dari situs-situs resmi (terutama pemerintah) Israel.
Israel Export Institute, sebuah badan resmi pemerintah Israel di bawah kementerian perdagangan dan perburuhan, pada bagian overview dari industri software Israel, menyebut Amdocs sebagai salah satu history of success yang saat ini terdaftar di NYSE dengan kode DOX.
Website kementerian luar negeri Israel (ministry of foreign affair atau MFA), di dalam berita Israel Line edisi 3 Februari 2003, menyebut Amdocs sebagai “Israeli telecommunications billing giant”.
Kementerian Industri, Perdagangan dan Perburuhan (ministry of industry, trade and labour atau MOITAL) memuat Amdocs dalam daftar perusahaan Israel dengan kantor lokal di Australia. Di dalam artikel review tentang teknologi informasi, MOITAL juga menyebut “The biggest Israeli software house is Amdoc”
Di dalam laporan keuangan pemerintah Israel tahun 2006 yang dipublikasikan oleh situs kementerian keuangan Israel (ministry of finance atau MOF), pada bagian kewajiban dan kontrak (halaman 157) tertera bahwa Kementerian Industri, Perdagangan dan Perburuhan memiliki kontrak dengan Amdocs yang ditandatangani pada tahun 2002 untuk masa 10 tahun terkait dengan tender sebagai perusahaan jangkar teknologi (technological anchor enterprise) di Sderot.
Amdocs juga menjadi anggota dari asosiasi industry berteknologi tinggi Israel (High Tech Industry Association atau HTIA), yang memiliki misi memperkuat industri high tech Israel. Di dalam daftar board of director (BoD) HTIA, terdapat nama Ariel Efrati dari Amdocs. Di situs Amdocs sendiri, Amdocs memang menyatakan diri sebagai “founding member” dari HTIA dan sebagai anggota dari BoD.
Website Israel Science dan Technology yang didirikan oleh professor Israel Hanukoglu, mantan penasehat sains PM Benjamin Netanyahu (periode 1996-1999), menyebut Amdocs dalam daftar perusahaan software di Israel.
Sikap Pejabat Penting Indonesia
Dari semua penjelasan di atas, dengan data-data dari dokumen-dokumen dan sumber-sumber primer yang resmi dari pemerintah AS dan Israel, bisa dipastikan memang shahih bahwa Amdocs adalah perusahaan Israel.
Sekali lagi, cara terbaik untuk mengetahui keisraelan sebuah perusahaan adalah dengan mengandalkan data resmi pemerintah Israel atau AS sendiri. Kalau orang Israel menyatakan Amdocs ini perusahaan Israel, kalau Amdocs sendiri menyatakan mereka berasal dari Israel, kalau AS (sekutu terdekat Israel) menyatakan ini perusahaan Israel, maka sungguh aneh jika ada pejabat penting di Indonesia bersikeras Amdocs bukan perusahaan Israel. Patut dipertanyakan, ada apa?
Sebelumnya melalui Twitter, Tifatul menjelaskan bahwa Telkomsel dan Telkom berada di bawah Kementerian Negara BUMN, sehingga beliau bukan berada pada posisi untuk mengizinkan apakah Amdocs boleh ikut tender atau tidak. Secara normatif, pernyataan itu benar karena BUMN (meskipun telekomunikasi) tidak berada di bawah menkominfo. Sehingga amat disayangkan jika menteri BUMN Mustafa Abubakar yang memiliki nama islami itu, tidak melakukan tindakan terhadap hal ini, atau mungkin tidak mengetahui sama sekali mengenai masalah ini.
Tapi di sisi lain, sebagai regulator telekomunikasi, kemenkominfo bukannya tidak bisa berbuat sama sekali. Patut dipuji inisiatif Menkominfo Tifatul Sembiring untuk meminta klarifikasi tentang Amdocs, hanya disayangkan beliau percaya begitu saja pada jawaban Dubes AS. Seandainya Dubes AS membenarkan bahwa Amdocs memang perusahaan Israel, apakah Tifatul hanya akan terbengong-bengong saja?
Tentu tidak. Kepala Humas dan Pusat Informasi Kemenkominfo, Gatot S. Dewa Broto, sebagaimana dikutip oleh situs Detikinet tanggal 9 Juli 2010 menyatakan bahwa ada pelarangan menggandeng perusahaan asal Israel di industri telekomunikasi Indonesia seperti yang sudah diatur dalam Pasal 21 UU Telekomunikasi.
"Untuk kerja sama dengan perusahaan Israel sendiri sudah jelas dilarang karena mengancam keamanan. Jika ada yang melanggar sanksinya berat, bisa pencabutan izin," terang Gatot.
Sehingga “pembiaran” oleh Tifatul Sembiring dengan mempercayai begitu saja klarifikasi dari dubes AS, sama saja dengan “melegitimasi atau mengizinkan” perusahaan Israel beroperasi di Indonesia meskipun tidak secara langsung.
Menjawab Syubhat
Dalam rubrik dialog Eramuslim edisi 14 Juli 2010 yang terkait dengan masalah ini, terdapat beberapa tanggapan yang syubhat (samar-samar) yang harus dijelaskan agar hilang kesamarannya, jelas haq dan bathilnya.
Di antara tanggapan tersebut adalah: bahwa klarifikasi Dubes AS itu secara birokrasi adalah pernyataan resmi, sehingga harus diterima sebagai “kebenaran birokrasi legal, mengingat ini hubungan dua negara”.
Ini adalah usaha untuk mengkaburkan substansi masalah dengan menyeretnya menjadi semata hanya permasalahan legalitas. Betul bahwa itu adalah jawaban birokratis formal, tapi apakah akan langsung diterima mentah-mentah begitu saja?
Jika ada negara tetangga mengklaim sebuah produk seni budaya sebagai produk khas mereka, lalu pemerintah Indonesia meminta klarifikasi, kemudian sang jiran menyatakan “ya, itu produk kami”, lantas apakah kita terima begitu saja dengan alasan “kebenaran birokrasi legal, mengingat ini hubungan dua negara”?
Tidak ada sulitnya untuk mencari informasi dari sumber-sumber resmi, apalagi dengan sumber daya yang dimiliki oleh kemenkominfo, kalau perlu meminta bantuan kementerian luar negeri. Amdocs Ltd adalah sebuah perusahaan multinasional yang berumur 28 tahun, dengan asset milyaran dolar, tidak mungkin data-datanya tersembunyi sehingga kita hanya bisa mengandalkan kedubes AS untuk mencari asal-usulnya.
Syubhat yang lain adalah pernyataan bahwa PHP yang digunakan oleh Eramuslim dan banyak website Indonesia lainnya juga buatan Yahudi, jadi mengapa meributkan software billing?
Ini adalah tanggapan yang sering dikemukakan oleh orang yang ingin mengaburkan masalah. Pertama ada perbedaan besar, menggunakan PHP adalah gratis dan tidak memberikan keuntungan finansial langsung kepada Israel. Sementara tender billing system Telkomsel dengan Amdocs sebagai pemenangnya itu dilaporkan oleh majalah Gatra edisi 21 Januari 2010 bernilai 1.2 trilyun rupiah atau setara 120 juta dolar AS. Apakah antara gratis dan 120 juta dolar AS itu sebuah perbedaan yang “mengapa harus diributkan?”
Kedua, ketidakmampuan kita untuk mencegah semua kemungkaran tidak berarti kita membiarkan semua kemungkaran itu berjalan begitu saja. Karena sudah terlanjur sedikit-sedikit pakai software Israel, ya sudah pakai saja semuanya. Tidak demikian! Memang faktanya saat ini Israel adalah pemimpin teknologi dunia, tapi Israel bukan satu-satunya penyedia software di dunia. Kalau kita masih memiliki pilihan untuk tidak menggunakan produk Israel, atau produk yang memberikan keuntungan finansial kepada Israel, mengapa kita tidak mempertimbangkan yang lain?
Sangat disayangkan bahwa sebagian tanggapan lebih karena emosi karena adanya kritik terhadap menkominfo, sehingga bahkan fakta Amdocs itu perusahaan Israel yang memberikan keuntungan finansial besar bagi pemerintah Israel, memberikan tambahan kekuatan bagi militer Israel untuk menghantam rakyat Palestina jadi terkaburkan.
Israel menjajah tanah Palestina, mengusir dan menyengsarakan rakyatnya, menghinakan tempat suci umar Islam, melanggar ratusan resolusi dewan keamanan dan sidang umum PBB. Sementara Indonesia negara berpenduduk muslim terbesar dunia, negara yang amat membenci penjajajahan seperti tercantum dalam pembukaan UUD 45, negara yang mengusir penjajahnya dengan perang kemerdekaan (bukan hadiah). Sehingga sungguh ironis jika seorang menteri Indonesia yang memiliki kekuasaan membiarkan begitu saja sebuah perusahaan dari negara penjajah untuk berbisnis di Indonesia yang anti penjajahan.
Apalagi kalau melihat latar belakang menkominfo Tifatul Sembiring dari PKS yang sering berdemo mendukung Palestina, mengumpulkan dana bantuan satu kader satu dolar, tapi pada kesempatan lain tidak menggunakan kekuasaannya untuk mencegah akses bisnis bernilai setidaknya puluhan juta dolar kepada musuh dan pembantai rakyat Palestina.
Harapan
Salah satu harapan untuk melakukan nahi mungkar terhadap masalah ini adalah melalui DPR. Eramuslim berharap tulisan ini bisa menjadi sumbangan informasi untuk kalangan DPR dalam mempertanyakan masalah ini secara langsung kepada pemerintah dan Telkomsel. Karena ini sudah menyangkut (kemungkinan) pelanggaran undang-undang Telekomunikasi, terkait keamanan nasional dan mengganggu solidaritas anti penjajahan dengan Palestina.
Situs Inilah.com tanggal 13 Juli 2010 mengabarkan bahwa anggota DPR akan memanggil menkominfo untuk mempertanyakan mengapa membiarkan perusahaan Israel itu digunakan oleh Telkomsel. Semoga hal ini tidak sekedar menjadi ajang perdebatan yang akhirnya masuk angin (kompromi).
Ini juga seharusnya menjadi perhatian para politisi dari partai-partai yang berbasiskan umat Islam seperti PKS, PAN, PKB dan sebagainya. Wallahu a’lam. (sd)