Eramuslim.com -PULUHAN YouTuber berlomba cepat meng “upload” berita konser musik Dewa di Malaysia Sabtu, 2/2/2019 lalu. Baru dalam sehari youtuber Suhairi telah mencatat 1,5 juta penonton, viva.co mencatat 1 juta viewer, tranding kekinian 1 juta viewer, surya citra tv 538.000 viewer, puluhan peng upload lainnya mencatat penonton 100 ribu sd 200.000.
At all, sudah berjuta orang melihat video dengan judul konser Dewa dengan menambah embel2 anaknya Ahmad Dhani, Dul dan Al menangis.
Cepatnya rakyat dunia maya menonton dan merespon video tersebut tentu saja berhubungan dengan tragedi di penjaranya Ahmad Dhani (ADP) beberapa hari yang lalu, karena mungkin dianggap terlalu banyak “menyulitkan” rezim yang sedang berkuasa saat ini. Atau mungkin karena sesuai tuduhan terhadap dia yakni “hate speech”.
“Hate Speech” itu apa? Tentu banyak rakyat bingung, karena ungkapan manusia di era “internet of things dan big data” saat ini dapat menjadi “chit chat” yang dimulai dengan obrolan biasa, berkembang jadi saling argumen lalu berkembang jadi ujaran panas, yang bisa menghinggapi siapa saja.
Pemenjaraan Ahmad Dhani 1,5 tahun adalah tragedi terbesar di dunia. Jika kita bandingkan, umpamanya, dengan Geert Wilders di Belanda dan Mark Olic Porter di Arizona, USA, hukuman yang diperoleh Ahmad Dhani lebih terkesan politik dibanding hukum murni.