Oleh Asyari Usman
Tidak tanggung-tanggung. Lembaga konsultansi keuangan, McKinsey Global yang bermarkas di New York, membeberkan bahwa orang-orang kaya Indonesia menyimpan uang mereka sebanyak 140 milir dollar atau sekitar Rp2,156 triliun (dua ribu seratus lima puluh enam triliun rupiah).
Jumlah ini hanya kalah dari total uang orang kaya China yang diparkir di Singapura. Mereka menyimpan uang pribadi di negara kota itu sebanyak 400 miliar dollar atau setara Rp6,000 (enam ribu triliun rupiah).
Orang kaya India memarkir 130 miliar dollar atau Rp1,950 triliun (seribu sembilan ratus lima puluh triliun rupiah). Sedangkan orang kaya dari negara-negara Asia lainnya total memarkir duit di Singapura sebesar 370 miliar dollar atau Rp5,550 (lima ribu lima ratus triliun rupiah). Ini data McKinsey akhir 2023.
Uang pribadi dari China, Indonesia dan negara-negara Asia lainnya itu dikelola oleh “family office” (konsultan keuangan) Singapura. Umumnya diinvestasikan lewat berbagai bisnis tanpa dikenai pajak. Masih ingat Luhut Panjaitan ingin juga bikin “family office” untuk menarik duit orang kaya dari luar negeri.
Kita tidak akan membicarakan aspek investasi dan bebas pajaknya di Singapura itu. Yang menarik untuk dipersoalkan, dan memang pantas dipersoalkan, adalah siapa-siapa saja orang kaya Indonesia yang memarkirkan uangnya di Singapura dan dari mana mereka memperoleh uang segitu banyak.
Dan pertanyaan tambahan: mengapa mereka harus menyimpan duit di negeri seberang? Ada apa?
Tentu tidak mudah mencari informasi mengenai uang yang diparkir itu. Tapi, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dipastikan punya data lengkap. Sebab, setiap pengiriman berupa transfer bank atau bentuk pengiriman lainnya selalu tercatat di PPATK. Lain hal kalau uang milik para orang kaya Indonesia itu dibawa pakai koper atau karung lewat jalan masuk yang ilegal. Bisa jadi tidak tercatat di mana pun.
Namun, selagi menempuh cara-cara yang sah pasti ada di PPATK. Tinggal pihak-pihak yang berwenang meminta agar PPATK membuka informasi mengenai dana 140 miliar dollar yang disimpan di Singapura itu. Lembaga krusial ini bisa melacak siapa pemilik uang itu; kapan dikirim; dari mana sumbernya, dan sebagainya.
Mungkinkan uang itu didapat melalui cara-cara yang kotor atau ilegal? Sangat mungkin. Tidak ada yang tak mungkin selagi duit itu dikumpulkan di Indonesia.
Singapura sendiri konon sangat ketat dalam menapis uang haram yang mau dibawa masuk ke negara itu. Tahun lalu (2023) negara kota ini malu besar ketika terbongkar “geng Fujian” China yang mencoba menyeludupkan uang kotor dalam jumlah besar ke negara itu.
Dari sindikat ini, sebanyak 2.3 miliar dollar Amerika (Rp48 triliun rupiah) uang kotor disita pihak yang berwenang Singapura. Sejak itu, Singapura memperketat aturan untuk memarkirkan uang di sana.
Sejauh ini belum ada cerita tentang uang haram asal Indonesia yang masuk ke Singapura. Apakah ini berarti yang 140 miliar dollar itu bersih? Sangat diragukan.
Bisa saja uang haram Indonesia sudah dicuci lebih dulu sebelum dikirim ke Singapura. PPATK pernah membeberkan bahwa seorang pesohor Jakarta memiliki ratusan rekening bank. Untuk apa sampai ratusan? Sangat mencurigakan.
Banyak yang menduga si artis berperan sebagai penampung uang kotor para pejabat atau orang biasa. Ini sangat masuk akal mengapa dia perlu ratusan rekening bank.
Sekitar Juli 2023, PPATK membekukan 256 rekening milik Panji Gumilang —pengasuh pondok pesantren Al-Zaitun yang sempat menghebohkan Indonesia karena pratek ritual keagamaan yang dituding sesat.
Nah, untuk apa Panji punya segitu banyak rekening? Ini sangat mencurigakan, bukan? Secara kebetulan saja, Panji Gumilang dikagumi dan selalu dikunjungi para pejabat tinggi. Sangat patut diduga ratusan rekening ini digunakan untuk mencuci uang kotor.
Inilah contoh-contoh yang sangat wajar dicurigai tentang individu yang memiliki ratusan rekening bank.
Dari contoh ini boleh jadi orang Indonesia mencuci dulu uang mereka di tempat cucian domestik sebelum dikirim ke Singapura. Wallahu a’lam.
Sebagai penutup, mengapa orang kaya merasa perlu memarkirkan uang di Singapura? Ada beberapa kemungkinan. Sekadar investas murni. Atau ada prediksi tentang kondisi buruk sosial-politik Indonesia dalam waktu dekat.[]
10 Oktober 2024
(Jurnalis Senior Freedom News)