Obama Menangis Saat Pidato Soal Pengawasan Senjata

obamaEramuslim.com – Presiden AS Barrack Obama beberapa kali mengusap air mata yang menuruni pipi, ketika mengumumkan langkah-langkah mengatasi kekerasan senjata dan menyeru publik menghukum anggota parlemen yang menentang kebijakannya.

Diapit korban-korban selamat dari kekerasan senjata dan kerabat mereka yang tewas, Obama berubah emosional saat mengatakan dirinya teringat 20 anak SD yang ditembak mati di Newtown, Connecticut, tiga tahun lalu.

“Setiap kali saya mengingat anak-anak itu, saya marah,” kata Obama, seraya berjuang menenangkan diri.

“Kita harus menuntut Kongres untuk berani menentang kebohongan lobi pabrik senjata,” lanjutnya, seperti dikutip Channel News Asia.

Obama mengambil langkah eksekutif, yang akan menyulitkan transaksi senjata. Meski demikian dia mengakui kebijakan ini tidak akan mengakhiri bencana penembakan massal.

“Kami tahu kami tidak bisa menghentikan setiap kekerasan, setiap tindakan kejahatan di dunia,” ujarnya. “Namun, mungkin kita bisa mencoba menghentikan salah satu tindak kejahatan. Salah satu tindak kejahatan.”

Saat ini, sekitar 300 senjata beredar di AS dan setiap tahun kekerasan senjata merengut nyawa 30 ribu orang.

Obama, yang berbicara di ruang oval Gedung Putih, mengutip kalimat Martin Luther King, pejuang hak-hak sipil kulit hitam. “Dalam kata-kata Dr King, kita harus merasakan urgensinya saat ini, karena orang mati. Alasan konstan untuk terus memaklumi tidak lagi dibutuhkan saat ini.”

Jauh di luar ruang oval Gedung Putih, Chris Cox — pejabat senior Asosiasi Senjata Nasional (NRA) — mengecam pidato Obama.

“Obama mengumumkan tindakan kontrol senjata pada tahun kedelapan masa tugasnya. Ia hanya mengeksploitasi itu kekerasan senjata,” ujarnya.

Jajak pendapat sebelumnya menunjukan sebagian besar warga AS mendukung UU senjata yang lebih ketat. Namun, kekhawatiran terhadap serangan ISIS dan acaman terorisme, menyebabkan dukungan itu terus menurun.

Partai Republik menyerang Obama dengan mengatakan sang presiden menginjak-injak hak konstitusional untuk memanggul senjata.

“Kata-kata Obama adalah bentuk intimidasi terhadap kebebasan,” ujar Paul Ryan, ketua Senat. “Apa pun yang dikatakan presiden, tidak akan ada Amandemen Kedua.”

Ryan yakin perintah eksekutif Obama akan mendapat perlawanan di pengadilan, dan menjadi tidak berguna.

Perintah eksekutif Obama mencakup pengetatan aturan bagi penjual senjata, mempersempit pistol show yang memungkinkan pembeli pemeriksaan latar belakang, dan menindak pembelian senjata melalui perantara.

Yang pasti, keputusan Obama akan menurunkan omset toko senjata dan menekan keuntungan yang diraih pembuat senjata. Terlebih, produsen senjata di AS menikmati kenaikan laba sangat signifikan dengan kian banyaknya kekerasan dan meningkatnya jumlah korban.

Kian banyak orang mati akibat senjata, makin tinggi keuntungan yang diraih penjual dan produsen senjata di AS.(ts/inilah)