Namun niat Napoleon ternyata tercium juga oleh Konspirasi yang telah menanam agen-agennya di sekeliling Kaisar Perancis ini. Dan seperti biasanya, Konspirasi akan memberi pelajaran yang tidak akan terlupakan kepada siapa saja yang berani menentang kehendaknya, tidak terkecuali seorang Napoleon Bonaparte.
Di saat Napoleon dan pasukannya berperang melawan tentara Rusia di medan salju yang sangat dingin, Konspirasi melihat bahwa inilah kesempatan untuk memukul balik Napoleon. ‘Pukulan’ Konspirasi menyebabkan Napoleon dan pasukannya mengalami kekalahan memalukan di medan pertempuran Rusia.
Umumnya orang mengetahui bahwa kekalahan pasukan Napoleon di Palagan Rusia disebabkan buruknya cuaca dan sulitnya medan bersalju. Beberapa penulis juga melukiskan betapa pasukan Napoleon kepayahan menembus medan salju Rusia yang amat dingin menghadapi pertempuran melawan pihak Rusia dari suku Cozack. Namun tak banyak yang mengetahui, bahwa kekalahan Napoleon ini sebenarnya akibat sabotase pihak Konspirasi yang memotong jalur logistik pasukan Napoleon lewat agen-agen mereka di Serbia, sehingga Napoleon bertempur sendirian.
Di saat pasukan Rusia terus mendapat bantuan logistik—pasokan senjata, amunisi, dan makanan—maka tidak demikian bagi Napoleon dan pasukannya. Mereka dengan sisa-sisa senjata dan tenaganya harus menghadapi dua musuh yang amat berat sekaligus: pasukan Rusia dengan senjata dan amunisi yang terus berdatangan, dan udara dingin yang amat menusuk tulang disertai dengan angin kencang.
Akibat kekalahan di Palagan Rusia, Napoleon akhirnya dipaksa turun tahta dan dibuang ke Pulau Elba. Ketika Napoleon berusaha melarikan diri dari penjara pulau itu untuk merebut kembali tahtanya, Konspirasi segera menangkapnya kembali. Tamatlah riwayat Napoleon, namun tidak bagi Dinasti Rothschild yang telah membangun imperium lembaga keuangannya di Eropa.
Di Perancis sendiri, Rothschild telah membangun sebuah istana pribadi yang letaknya berhadapan dengan istana Raja Louis XVIII, pewaris tahta kerajaan Perancis. Dari istana pribadi ini, Nathan bisa dengan leluasa memantau seluruh aktivitas yang ada di areal istana Kerajaan Perancis. Beberapa agen Konspirasi yang ditanam di kalangan istana Perancis pun bisa dengan mudah berkomunikasi dengan ‘Sang Pemimpin’ lewat kode atau isyarat tertentu, atau bertemu langsung di suatu tempat, dan biasanya malam hari.
(Rizki Ridyasmara)