Tiba di Makkah, ia thawaf di sekeliling Ka’bah, menyembelih hewan qurban di sebelahnya, mencukur rambutnya, dan berada di sana selama enam hari. Menurut banyak orang, Raja Tubba’ menyembelih hewan qurban kemudian membagi-bagikannya kepada orang-orang, ia memberi makan penduduk Makkah, dan memberi mereka minum madu.
Suatu hari, Raja Tubba’ bermimpi dalam tidurnya mendapat perintah untuk menutup Ka’bah. Kemudian ia menutupinya dengan kain kasar. la bermimpi lagi agar ia menutupi Ka’bah dengan kain yang lebih bagus, kemudian ia menutupinya dengan kain ma’afir (jenis kain Yaman). Ia bermimpi lagi agar ia menutupinya dengan kain yang lebih bagus, kemudian ia menutupinya dengan kain mahal ketika itu yaitu kain Al-Mala’a dan Al-Washail.
Menurut orang-orang ketika itu, Tubba’ adalah orang yang pertama kali menutup Ka’bah dan mewasiatkannya kepada para gubernurnya dari orang-orang Jurhum. Ia perintahkan mereka membersihkan Ka’bah; darah, bangkai, dan darah haid tidak boleh didekatkan kepadanya. Ia membuat pintu dan kunci untuk Ka’bah.
Subai’ah binti Al-Ajabb bin Zabnah bin Jadzimah bin Auf bin Nashr bin Muawiyah bin Bakr bin Hawazin bin Mansur bin Ikrimah bin Khashafah bin Qais bin Ailan, istri Abdu Manaf bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taim bin Murrah bin Ka’ab bin Luai bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin An-Nadhr bin Kinanah berkata kepada anaknya Khalid agar Khalid mengagungkan kesucian Makkah, melarangnya mengganggunya, dan mengingatkannya kerendahan diri Tubba’ kepada Makkah, dan apa yang ia kerjakan selama berada di Makkah.
Setelah itu, Tubba’ pulang ke Yaman bersama pasukannya dan dua rahib Yahudi. Tiba di Yaman, ia mengajak penduduk Yaman masuk kepada agamanya, namun mereka menolak ajakan Tubba’. Mereka menyerahkan persoalan Tubba’ kepada api di Yaman.
Demikian sejarah singkat penutup Ka’bah dan orang pertama yang melakukannya. Kini, Kiswah penutup Ka’bah terbuat dari kain sutera berwarna hitam pekat dengan hiasan kaligrafi bertuliskan ayat-ayat Al-Qur’an dari benang emas dan perak.
Di masa Sayyidina Abu Bakr, ‘Umar dan ‘Utsman, Ka’bah pernah ditutup dengan kain berwarna putih. Di masa Daulah ‘Abbasiyah, Ka’bah pernah dikiswahi dengan kain berwarna putih, pernah pula dengan warna merah.[Rusman H Siregar/sindonews]