Bukankah kaum ini merupakan satu kaum pembunuh para nabi? Atau mungkin ini terkait dengan kelaziman mereka dalam menjaga situasi konflik agar mereka bisa terus bekerja dengan rapi? Dan jika mereka membunuh Yesus, mengapa Yesus malah diselamatkan kaum Esenes dengan para Zealotnya yang juga merupakan kaum Yahudi? Apakah dengan ini menjadi satu pembuktian bahwa sesungguhnya Bani Israil atau kaum Yahudi itu tidaklah satu, bukan satu kaum yang bersatu, melainkan terpecah-belah ke dalam berbagai kepentingan?
Sekte Esenes dengan Zealotnya serta kaum Gnostik lainnya yang meyakini Yesus hanyalah seorang Nabi, bukan Tuhan, yang hidup penuh dengan kesederhanaan dan lurus di satu sisi, berhadapan dengan para Yahudi Talmudian yang cenderung menyembah setan dan hidup berkomplot dalam kejahatan demi menguasai dunia bagi diri mereka sendiri. Di masa modern, pemilahan ini bisa jadi tergambar dalam friksi tajam di antara kaum Yahudi sendiri antara yang pro-Zionis-Israel, berhadapan dengan kaum Yahudi yang anti Zionis-Israel. Di Amerika Serikat, berdiri organisasi Yahudi bernama Neturei-Karta yang merupakan kelompok Yahudi yang anti terhadap Zionisme dan Israel.
Kelompok persaudaraan Kabbalah diyakini telah berusia lebih dari 4.000 tahun. Jauh lebih tua dari agama Kristen itu sendiri. Tidak ada yang mengetahui secara pasti kapan ordo ini lahir. Namun sejumlah peneliti mencatat, pada era Dinasti Ur ke III (antara 2112-2004 SM), saat masa-masa pembuangan suku-suku Bani Israil ke Babylonia, di saat itulah Ordo Kabbalah terbentuk. Sejak awal berdiri hingga kini ada tiga jenis Ordo Kabbalah yakni Ordo Hijau, Ordo Kuning, dan Ordo Putih.
Maulani menyatakan, dari ketiga ordo tersebut, yang paling menarik karena kemisteriusannya adalah Ordo Putih. Ordo ini jarang teridentifikasi oleh para peneliti. Jika ordo yang lain lebih menekankan pada aspek-aspek ritual, ajaran penyembahan Lucifer, maka Ordo Putih ini lebih menekankan misi politik dan kekuasaan. Merekalah yang merumuskan bahwa tujuan akhir Kabbalis adalah untuk membentuk “Satu Pemerintahan Dunia” (Unity of the World atau meminjam seloka mereka “E Pluribus Unum”) dan “Tata Dunia Baru” (Novus Ordo Seclorum atau The New World Order). Merekalah peletak dasar-dasar peradaban Barat sekarang.
Tidak semua orang yang berdarah Yahudi bisa masuk dalam Ordo Putih. Hanya orang Yahudi murni yang terpilihlah yang bisa mencapainya. Itu pun harus melewati sejumlah seleksi yang ketat. Salah satunya, hanya orang Yahudi murni yang telah mencapai gelar magister pada semua disiplin ilmu yang terkait Kabbalah yang bisa memasuki ordo ini. Disiplin ilmu ini berada di luar berbagai disiplin ilmu yang kita kenal di perguruan-perguruan tinggi terkemuka dunia. Ini berarti, seorang Yahudi yang murni, yang berasal dari garis keturunan yang sungguh-sungguh lurus, setelah 40 tahun menjalani ‘seleksi’ baru bisa diterima menjadi anggota ordo tersebut. (Bersambung/Rizki Ridyasmara)
[1] Z.A. Maulani; Zionisme, Gerakan Menaklukan Dunia; Daseta; cet.1; April 2002; Jakarta; hal. 38.